Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kemalasan Kecil Tapi Berakibat Kerugian Uang

Kompas.com - 30/07/2017, 17:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa malas sekilas memang manusiawi. Semua manusia kadang punya rasa malas. Malas untuk bangun pagi; malas untuk olah raga; hingga malas untuk sekadar menjawab telpon saat sedang liburan.

Dari sisi keuangan, ternyata rasa malas memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Rasa malas bahkan bisa menimbulkan kerugian yang berlipat ganda dari sisi keuangan.

Bayangkan saja, jika Anda malas mengantri di ATM untuk membayar cicilan, lalu cicilan melewati jatuh tempo, Anda akan mengalami banyak kerugian. Kerugian paling sederhana, Anda akan terkena denda keterlambatan. 

Kerugian lainnya, karena Anda malas membayar cicilan, credit score Anda di bank akan jelek. Akibatnya berikutnya, Anda akan sulit mendapatkan pinjaman dari bank lagi jika suatu saat membutuhkan dana dari bank.

Jadi dari sisi keuangan, ada banyak kerugian yang akan Anda derita jika malas. Kerugian ini dimulai dari hal-hal kecil. Apa saja?

Berikut ini 5 kemalasan kecil tapi bisa mengakibatkan kerugian besar buat Anda:

1. Tidak mencatat tanggal jatuh tempo 

Setiap tagihan memiliki tanggal jatuh tempo. Itulah tanggal paling akhir Anda harus membayar cicilan. Di kartu kredit bahkan, sebaiknya Anda membayar cicilan dua hari sebelum tanggal jatuh tempo.

Malas mencatat tanggal jatuh tempo setiap tagihan akan berakibat sangat buruk bagi keuangan. Catat di buku saku atau di smartphone setiap tagihan, nominal, dan tanggal jatuh tempo.

Dengan begini, Anda akan terhindar denda gara-gara hal sepele, yakni lupa mengingat tanggal jatuh tempo cicilan.

Biaya yang muncul akibat hal sepele ini cukup besar. Tagihan internet misalnya: denda keterlambatannya sebesar Rp 30.000 sebulan.

Jika terjadi setiap bulan, dalam setahun Anda terkena denda hingga Rp 360.000. Ini hanya dari satu tagihan. Jika kamu punya 4 tagihan, jumlahnya akan mencapai Rp 1.440.000 per tahun, sebuah biaya yang tidak kecil.

2. Malas Top Up Uang Elektronik

Malas yang satu ini juga cukup berbahaya dari sisi keuangan. Maklum saat ini setiap mengisi ulang (top up) uang elektronik, nasabah akan terkena biaya sebesar Rp 2.000 (termasuk PPN sebesar Rp 182). Biaya ini antara lain muncul jika kamu mengisi ulang di loket Trans Jakarta.

Dalam sebulan, jika kamu melakukan isi ulang sebanyak 5 kali, karena malas mengisi uang elektronik dengan jumlah yang cukup, kamu akan terkena biaya Rp 10.000. Dalam satu tahun jumlah bisa mencapai Rp 120.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com