Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Operasikan Radar Maritim Karya Anak Bangsa

Kompas.com - 31/07/2017, 23:18 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerima hibah Purwarupa atau Prototype Radar Maritim Indera MX-4 dari Kementerian Riset, Teknik, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Radar Maritim tersebut merupakan hasil karya anak bangsa yang dihasilkan melalui riset selama 2 tahun.

Sekretaris Jenderal Kemenhub, Sugihardjo mengatakan, radar tersebut digunakan untuk memantau dan mengetahui pergerakan kapal. Saat ini, VTS sebelumnya telah terpasang di Stasiun Vessel Traffic Service (VTS) Merak. Radar tersebut, sebelumnya diuji coba di Pelabuhan Merak pada saat angkutan Lebaran 2017.

"Radar ini sudah Kita digunakan pada angkutan Lebaran di Pelabuhan Merak dan hasilnya sukses. Pada prinsipnya Kita sambut baik karya anak bangsa. Dalam teknologi ini cukup membanggakan," ujar Sugihardjo saat ditemui dalam penyerahan Radar di Kantor Distrik Navigasi Kelas I, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Sugihadrjo menjelaskan, radar tersebut memiliki teknologi tidak dimiliki oleh radar sebelumnya. Salah satunya, radar tersebut bisa dilacak oleh alat pendeteksi radar yang dipasang dikapal. Sehingga, dengan begitu semua kapal yang bergerak di wilayah Pelabuhan Merak bisa terdeteksi.

"Alat ini lebih canggih dari radar konvensional sebelumnya. Alat ini tingkat keamanannya lebih tinggi. Alat ini juga dapat mengedapankan karya anak bangsa," tutur dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhamad Dimyati menambahkan, radar tersebut merupakan radar generasi keempat hasil riset dari anak bangsa. Adapun, biaya yang dikeluarkan untuk riset tersebut sebanyak Rp 2,4 miliar.

"Kelebihan radar ini juga menggunakan bandwidth lebih luas, sehingga semua kapal dapat terdeteksi. Alat ini bisa menutup lubang yang menjadi kekurangan Kemenhub," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com