Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Jatuhkan Sanksi Ekonomi untuk Venezuela, Apa Isinya?

Kompas.com - 01/08/2017, 18:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah AS dikabarkan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Venezuela. Hal ini menyusul hasil voting yang memutuskan pembentukan lembaga superbodi yang memperkuat kuasa Presiden Nicolas Maduro.

Hasil voting tersebut dianggap akan menjerumuskan warga Venezuela ke dalam krisis yang kian parah. Banyak negara dan warga Venezuela sendiri menyebut hasil voting tersebut sebagai langkah yang menodai demokrasi.

"Pemilihan umum tidak resmi kemarin (Minggu, 30 Juli 2017) mengonfirmasi bahwa Maduro adalah diktator yang mengabaikan mandat dari warga Venezuela," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin seperti dikutip dari CNN Money, Selasa (1/8/2017).

Mulai Senin (31/7/2017) waktu setempat atau Selasa waktu Indonesia, semua aset Maduro yang masuk ke dalam yurisdiksi AS akan dibekukan. Selain itu, AS juga melarang semua warganya berurusan soal apapun dengan Maduro.

Tidak jelas berapa banyak aset Maduro yang ditempatkan di AS. Mnuchin pun enggan memberikan informasi terperinci terkait hal itu dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Juru bicara Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa sanksi tersebut melarang siapapun yang merupakan warga AS untuk melakukan hubungan bisnis dengan orang yang dikenakan sanksi. Selain itu, orang yang dikenakan sanksi juga dilarang mengakses sistem keuangan dan komersial AS.

Maduro bukan satu-satunya kepala negara yang dikenakan sanksi oleh pemerintah AS. Selain dia, ada juga Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic, dan diktator Panama Manuel Noriega.

Keputusan sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Maduro dipandang tidak akan ada bandingannya dengan sanksi ekonomi yang juga akan dijatuhkan kepada Venezuela. Sanksi ini menyasar kepada industri minyak negara itu. Pasalnya, minyak adalah satu-satunya sumber pendapatan Venezuela. Mnuchin menuturkan, pemerintah AS tengah mempertimbangkan sanksi lebih lanjut.

"Sambil kami memonitor situasi, kami akan terus meninjau kembali semua opsi yang kami miliki. Pemerintah AS tidak akan mengambil tindakan yang akan melukai warga Venezuela," ujar Mnuchin.

Sumber: http://money.cnn.com/2017/07/31/news/economy/treasury-venezuela-president-sanctions/index.html?iid=hp-toplead-intl

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com