Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan Tak Masalahkan Mundurnya 11 IPP Listrik

Kompas.com - 02/08/2017, 19:34 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Ada 11 independent power producer (IPP) batal meneken kerja sama power purchase agreement (PPA) Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengaku memahami alasan 11 IPP tersebut enggan ambil bagian dalam kontrak jual beli listrik dengan PT PLN (Persero) tersebut. Hanya, Pemerintah punya kewajiban untuk menyediakan listrik yang terjangkau bagi masyarakat luas.

(Baca: 11 IPP Batal Kerja Sama Jual Beli Listrik EBT dengan PT PLN)

"Pemerintah paham bahwa para mitra PLN (IPP) tentunya melakukan investasi yang uangnya harus ada tingkat pengembalian yang wajar. Tapi pemerintah punya kewajiban, kalau listrik itu tarifnya harus terjangkau," kata Jonan di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, pemerintah harus mengakomodir tarif yang bisa diakses masyarakat meski dianggap IPP tidak ekonomis.

"Sesuai arahan Presiden, harus dihindari tarif yang eksesif. Misalnya kontrak 20 tahun, dalam 3 tahun uangnya harus kembali. Padahal kontrak 20 tahun juga dijamin negara. Sehingga investasinya juga tentunya terjamin," kata Jonan.

Karenanya, Pemerintah enggan ambil pusing atas batalnya kesepakatan jual beli listrik dengan 11 IPP tersebut. Sebab, paling penting tidak ada pihak yang dirugikan, baik Pemerintah ataupun IPP.

"Ini coba kita cari keseimbangan. Dari 64 (IPP) itu hanya 53 yang akhirnya tanda tangan. Enggak apa-apa sih. Ini kan tidak ada pemaksaan. Jadi kalau sepakat ya silakan tanda tangan. Kalau tidak sepakat ya jangan," tutup Jonan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com