Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Baja Indonesia Dianggap Perlu Belajar dari Vietnam

Kompas.com - 03/08/2017, 19:42 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero), Purwono Widodo mengatakan bahwa industri baja di Indonesia perlu belajar akan industri baja di Vietnam. Sebab, permintaan atau demand baja di Vietnam saat ini lebih tinggi ketimbang Indonesia. 

"Empat tahun terakhir demand baja kita stuck di angka 12 juta ton. Sekarang, Vietnam paling tinggi di ASEAN, demand bajanya lebih dari 20 juta ton," kata Purwono di Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Vietnam juga dikenal dengan sebutan "Little China", sebab negara yang dulu hanya ranking 5 di ASEAN, sekarang ranking 1 dalam hal demand baja. 

 

Dengan fakta itu, pemerintah bersama dengan para pelaku industri baja seharusnya perlu berbenah. Sebab pada tahun ini diperkirakan demand  baja Indonesia hanya 13 juta ton, jauh dari demand baja Vietnam. 

"Saat ini konsumsi baja Indonesia masih rendah hanya 40-50 kilogram per kapita," kata dia.  

Purwono optimistis bisa mengejar ketertinggalan demand baja Vietnam, sebab di balik demand yang masih kecil, masih ada peluang yang besar.

Namun, tak dapat dipungkiri hal tersebut bukanlah pekerjaan rumah yang mudah bagi pemerintah dan pelaku industri.

(Baca: Krakatau Steel Keluhkan Susahnya Hadapi Serbuan Baja China)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com