Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Opera Sabun" Trump Sebabkan Kurs Dollar AS Merosot

Kompas.com - 04/08/2017, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Nilai tukar dollar AS terus merosot. Meskipun indeks bursa saham Dow Jones melonjak ke rekor level 22.000 pada Rabu (2/8/2017) waktu setempat, namun nilai tukar dollar AS malah anjlok ke level terendah dalam 15 bulan.

Mengutip CNN Money, Jumat (4/8/2017), pelemahan dollar AS sebetulnya tak selalu buruk. Depresiasi dollar AS mendorong saham ke rekor tertinggi dan membantu perusahaan-perusahaan AS meraup untung di luar negeri.

Namun, kondisi yang berkebalikan anatara nilai tukar dengan pasar saham cukup dramatis, khususnya memperhatikan penguatan dollar AS setelah Presiden Donald Trump memenangkan pilpres. Trump menjanjikan pemangkasan pajak, belanja infrastruktur, dan deregulasi.

Janji-janji itu membuat nilai tukar dollar AS sempat menguat ke level tertinggi dalam 14 bulan pada Januari 2017 lalu. Kala itu, investor meyakini Trump dan Kongres dapat menggenjot ekonomi AS dan mendorong bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih agresif.

Namun, kegagalan legislatif Trump telah membuat dollar AS ambruk. Indeks dollar AS yang mengukur mata uang AS tersebut terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya telah anjlok 10 persen sejak mencapai puncak pada 3 Januari 2017 lalu.

Pasar saham melonjak didorong oleh kuatnya kinerja keuangan korporasi. Namun, pasar mata uang malah merosot karena kelakuan Trump.

"Opera sabun Gedung Putih telah memicu melemahan dollar AS. Keyakinan terhadap kemampuan pemerintah AS untuk mendorong kebijakan fiskal yang dapat menggenjot pertumbuhan malah berada pada titik nadir," ujar Kit Juckes, strategist makroekonomi di Societe Generale.

Sementara itu, Lukman Otunuga, analis riset FXTM, juga menuding drama politik di Gedung Putih mendorong pelemahan dollar AS.

"Meningkatnya keraguan atas kemampuan Trump menepati janji-janji ekonominya (membuat dollar AS melemah)," jelas Otunuga.

Namun demikian, Trump tampaknya tidak terpengaruh dengan pandangan pasar mata uang terhadap dirinya.

"Saya suka dollar AS yang tidak terlalu kuat. Di luar fakta bahwa itu bagus, hal-hal buruk terjadi ketika dollar AS menguat," ujar Trump dalam sebuah wawancara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com