Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis "Internet of Things" Berpotensi Jadi Sumber Pertumbuhan Baru

Kompas.com - 09/08/2017, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan teknologi telah mengubah wajah dunia. Berbagai macam perangkat (devices) elektronik yang sebelumnya berukuran besar, boros energi dan mahal, saat ini sudah dapat digantikan dengan perangkat-perangkat yang berukuran jauh lebih kecil, lebih canggih, hemat energi (low-power), hemat bandwith dan jauh lebih murah.

Perangkat-perangkat elektronik kecil ini dilengkapi dengan software, sensor dan actuator serta terhubung dalam sebuah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan setiap perangkat tadi dapat mengambil data dan saling bertukar informasi. Interaksi antar perangkat inilah yang disebut dengan Internet of Things (IoT).

Potensi IoT

Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform mengatakan, sebagai sebuah negara yang berkembang, Indonesia memiliki potensi yang amat besar bagi bisnis Internet of Things (IoT). pertumbuhan teknologi yang pesat di Indonesia mendorong tingginya permintaan terhadap teknologi IoT.

“Sejak 2014, kami melihat berbagai kemitraan bisnis sedang berusaha untuk mendorong pertumbuhan pengadopsian IoT di dalam negeri. Perkembangan IoT di Indonesia juga terlihat, terutama dalam berbagai inisiatif kota pintar seperti Makassar, Banda Aceh, dan Jakarta. Kami senang melihat perkembangan ini,” kata Irza.

Lebih lanjut disebutkan, ketertarikan terhadap teknologi IoT cukup tinggi namun impelementasinya masih rendah. Karena itu penting bagi perusahaan untuk memahami berbagai tantangan yang dihadapi dalam menerapkan IoT dalam bisnis mereka.

Menurut survei yang baru dilakukan oleh Asia IoT Business Platform, lebih dari 70 persen perusahaan besar dan organisasi lokal saat ini tengah mengeksplorasi atau berusaha menemukan solusi IoT yang bisa digunakan atau diterapkan.

Namun hanya 7 persen yang melaporkan bahwa mereka mendapatkan manfaat dari penerapan IoT. Masalah biaya, sistem warisan dan kompleksitas merupakan tiga hal utama yang menjadi tantangan utama dalam mengadopsi IoT.

Kendati Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bisnis Internet of Things (IoT), namun di sisi lain, pengembangan IoT itu sendiri menghadapi banyak tantangan. 

Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa Kominfo terus mendorong  tumbuhnya industri Information, Communication, and Telecommunication (ICT) di Indonesia. Pemerintah berharap bisnis IoT dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.

“Tetapi yang lebih penting juga adalah bagaimana dalam setiap perkembangan teknologi itu, Indonesia bisa mendapatkan benefitnya. Untuk itu, sebagai regulator, Kominfo senantiasa menyusun dan menciptakan ekosistem nasional dalam rangka mendukung perkembangan industri, khususnya IoT sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata Samuel dalam sambutan tertulisnya pada Konferensi Asia Internet of Things (IoT) Business Platform di Jakarta, Senin (7/8).

Menurutnya, saat ini Kominfo juga tengah menyusun kajian regulasi tentang IoT, disisi konektivitas dan konten, serta terus mendukung pertumbuhan start-up IoT.

Koordinator Tim Uji Laik Operasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi Gunawan Hutagalung dalam ajang Asia IoT Business Platform di Jakarta, Senin (7/8) mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah berada dalam masa pengembangan IoT. 

Namun, lanjutnya, pengembangan IoT tersebut belum sejalan dengan ketersediaan jaringan internet untuk mendukung IoT di Indonesia. “Misalnya adalah masalah jaringan internet di Indonesia. Untuk mendukung IoT itu kan diperlukan jaringan yang prima,” ujarnya.

Untuk itu, kata Gunawan, sebagai regulator, Kominfo senantiasa mendukung perkembangan IoT dengan memperkuat jaringan internet. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan membangun Palapa Ring agar konektivitas terjaga dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com