Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi Ekonomi Bisa Sumbang 10 Persen ke Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 09/08/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) meyakini Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memanfaatkan era digital yang kini tengah berkembang pesat.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, digitalisasi ekonomi dapat memberikan nilai tambah hingga 150 miliar dollar AS terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2025.

Angka tersebut setara dengan 10 persen terhadap perkonomian Indonesia. Namun demikian, imbuh dia, potensi pemanfaatan kemajuan digital tersebut masih belum bisa optimal.

Pasalnya, penetrasi internet di Indonesia tergolong masih rendah, yakni sekitar 51 persen pada tahun 2016 lalu.

"Angka ini relatif jauh di bawah negara-negara tetangga kita, seperti Malaysia yang penetrasinya 71 persen dan Thailand 67 persen," kata Agus di Jakarta, Rabu (9/8/2017).

Adapun angka penetrasi internet di negara maju seperti Inggris dan Jepang sudah mencapai 90 persen.

Agus menyatakan, persoalan utama yang menyebabkan belum optimalnya pemanfaatan teknologi digital di Indonesia adalah kualitas layanan internet yang relatif masih tertinggal bila dibandingkan dengn negara lain.

Hambatan lainnya adalah pengeluaran investasi di bidang teknologi informasi (TI) yang tertinggal dibanding negara lain.

Adapun bahwa sejauh ini investasi TI di sektor-sektor utama pemberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi seperti sektor manufaktur dan pertambangan relatif masih rendah.

"Investasi yang cukup tinggi tercatat di sektor tersier seperti e-commerce dan fintech (layanan keuangan berbasis teknologi) yang pada 2016 diperkirakan mencapai sebesar 1,7 miliar dollar AS," ujar Agus.

Agus berpandangan, apabila hambatan-hambatan dalam pemanfaatan teknologi digital tersebut dapat diatasi, maka diperkirakan digitalisasi ekonomi mampu memberikan nilai tambah sebesar 150 miliar dollar AS terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2025 mendatang.

"Nantinya akan dibarengi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja mencapai hampir 4 juta orang. Ini berdasarkan Studi McKinsey Indonesia pada 2016," ungkap Agus.

(Baca: Ada Ekonomi Digital, Indonesia Tak Lagi Fokus Pada Sumber Daya Alam)

Kompas TV Konsumsi Rumah tangga Naik, Ekonomi Tumbuh 5,01%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com