Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tambah Sanksi Baru ke Venezuela, tetapi Bukan Sanksi Energi

Kompas.com - 10/08/2017, 06:55 WIB
Aprillia Ika

Penulis

CARACAS/WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi ke delapan pejabat Venezuela pada Rabu (9/8/2017) waktu setempat atas peran mereka memperkuat badan legislatif yang loyal ke Presiden Nicolas Maduro.

Sanksi baru AS menargetkan para politisi dan figur keamanan, namun tidak pada saksi untuk industri minyak Venezuela, sebagai objek vital negara tersebut.

Sanksi sektor energi yang bisa membuat Venezuela semakin lemah, saat ini masih dalam tahap dipertimbangkan, menurut salah satu sumber pejabat pemerintahan AS, seperti dikutip dari Reuters.

Pada sanksi tersebut, pemerintah AS akan membekukan aset delapan pejabat Venezuela tersebut, serta melarang mereka bepergian ke AS atau melakukan bisnis dengan warga AS.

Di antara delapan pejabat yang kena cekal tersebut, terdapat nama Adan Chavez, saudara dari pimpinan sosialis Venezuela Hugo Chavez.

(Baca: 3 Penyebab Krisis Parah di Venezuela, Masalah Minyak hingga Utang Luar Negeri)

Para ahli berpendapat, sanksi ke individu tidak akan berdampak pada kebijakan Maduro. Sehingga, sanksi pembekuan minyak Venezuela dan sanksi sektor keuangan dinilai lebih efektif membuat pemerintahan Maduro merasakan gejolak ekonomi.

Sebagai informasi, sanksi ke delapan pejabat itu merupakan sanksi lanjutan, setelah pada Jumat pekan lalu, lembaga legislatif Venezuela bersama dengan semua mitra Partai Sosialis dan angkatan bersenjata berupaya mengubah konstitusi negara tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan lembaga tersebut yakni memecat lawan politik Presiden Maduro yang menuduh Maduro melanggar HAM. Dengan demikian, ketakutan oposisi bahwa lembaga ini jadi lembaga pembenaran pemerintah pun terbukti.

Loyalis Maduro di Mahkamah Agung, juga mempercepat tuntutan ke politisi oposisi, termasuk Ramon Muchacho, walikota di distrik kaya Ghacao di ibukota Caracas.

Muchacho jadi walikota keempat yang dihukum dalam 15 hari terakhir. Sementara Walikota kelima, Davod Smolansky dari distrik El Hatilo di Caracas, masuk ke sesi sidang.

"Kepada semua warga Venezuela, pesan saya adalah untuk terus melanjutkan perjuangan," kata Muchacho, yang pesan videonya viral di media sosial.

Ghacao sendiri menjadi pusat perlawanan demonstran terhadap Maduro, sementara video Muchacho bisa mengobarkan kembali gerakan protes.

Sebelumnya, gerakan protes anti Maduro marak terjadi sebelum pemilu. Namun, gerakan ini melempem seiring para aktivis anti Maduro berupaya menyusun strategi baru.

Gerakan protes anti Maduro ini sudah menelan korban hingga 125 orang sejak April 2017. Gerakan protes tersebut menginginkan adanya pemilu ulang, yang mana mereka yakin Maduro akan kalah. Sayangnya, tidak.

Kompas TV Lebih dari 7 juta warga Venezuela memilih dalam referendum tidak resmi yang diadakan oleh oposisi pemerintah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com