Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ibaratkan Utang dengan Kartu Kredit

Kompas.com - 11/08/2017, 08:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati diajukan pertanyaan mengenai apakah Indonesia sudah dalam kondisi darurat utang. Sri menjadi bintang tamu pada program Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (10/8/2017) malam.

Dalam menjelaskan hal itu, Sri Mulyani mengibaratkannya dengan kartu kredit. Dalam mengajukan kartu kredit, maka sesuaikanlah limit maksimal dengan kemampuan membayar.

Apabila pendapatan seseorang Rp 10 juta, maka mintalah kartu kredit yang limit maksimalnya Rp 1 juta. Kemudian, apabila pendapatan seseorang mencapai Rp 25 juta, maka limit maksimal yang seharusnya diajukan adalah Rp 5 juta.

"Itu tidak berarti bahwa Anda punya limit Rp 5 juta kemudian Anda bilang situasinya lebih buruk dari yang Rp 1 juta. Harus dilihat dari kemampuan dan size ekonomi keseluruhan," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani berkilas balik ke periode tahun 1997-1998 ketika ada pergantian dari era Orde Baru ke era Reformasi yang menghasilkan presiden-presiden yang dipilih langsung oleh rakyat.

(Baca: Sri Mulyani: Kenapa Takut Utang? Harta Kita Banyak)

Perubahan besar tersebut terjadi bersamaan dengan krisis ekonomi. Akibatnya, negara harus menanggung perbaikan sektor keuangan yang waktu itu tengah dilanda krisis.

Sri Mulyani mengatakan, jumlah tambahan utangnya besar sekali hingga mencapai seratus persen dari produk domestik bruto (PDB). Dengan utang yang sebegitu besar, maka Indonesia nyaris tak bisa bernapas dengan leluasa.

Ini membuat presiden-presiden berikutnya memikirkan dan melakukan serangkaian upaya penghematan. "Membuat APBN sehat dulu supaya kita tidak mengalami krisis utang," jelas Sri Mulyani.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com