Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pabrik di Malaysia Jadi Kiblat Panasonic di Asia

Kompas.com - 15/08/2017, 07:58 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Bertandang ke pabrik pendingin udara (AC) Panasonic di Shah Alam, Malaysia, adalah kesempatan berharga untuk mengetahui mengapa pabrik ini menjadi kiblat Panasonic di kawasan Asia. Setidaknya, kata  Heribertus Ronny, Assistant General Manager Product Air Conditioner PT Panasonic Gobel Indonesia, pekan lalu di Jakarta, ada tiga alasan yang menunjukkan hal itu. "Pabrik AC di Malaysia menjadi kiblat bagi Panasonic di Asia saat ini,"  katanya.

Ronny memaparkan di pabrik itu, Panasonic menempatkan pabrik AC sebagai unggulan. "Pabrik memproduksi AC split (AC yang piranti untuk dalam ruangan atau indoor dan luar ruangan atau outdoor terpisah). Sekarang, AC dengan teknologi inverter dipusatkan di sana," tuturnya sembari menambahkan, kini, kegiatan utama PAPAMY adalah memproduksi AC ruangan serta komponen-komponennya.

Yang kedua, lanjut Ronny, di pabrik yang acap dijuluki PAPAMY itu, Panasonic juga menempatkan bagian riset dan pengembangan (R&D) yang terlengkap. "Di R&D ada pusat pengujian daya tahan suhu dan uji daya tahan kebisingan atau noise," tuturnya.

Yang ketiga, Panasonic juga menempatkan divisi penjualan global (global marketing) di PAPAMY. "Divisi ini dipindahkan dari Jepang supaya jangkauannya lebih dekat dengan pasar Asia, termasuk Indonesia," tuturnya.

Inverter

Lebih jauh menurut Ronny, sejak Panasonic Global mendirikan PAPAMY pada 1972, target utama produksi adalah AC tipe jendela (window type). Di Malaysia, PPAMY adalah juga pabrik AC pertama di Negeri Jiran itu.

Saat ini, PPAPMY menempati lahan seluas 200.000 meter persegi. PAPAMY lengkap dengan fasilitas ultramodern dari Jepang.

Tak hanya itu, Panasonic juga mengembangkan teknologi untuk menekan dampak lingkungan. Salah satunya adalah teknologi inverter yang diklaim mampu menghemat kosumsi listrik hingga 50 persen. "Panasonic sudah fokus di inverter sejak delapan tahun lalu," tutur Ronny.

Saat ini, imbuh Ronny, Panasonic sudah mempunyai 11 model AC inverter. Salah satu pasar yang menjadi incaran produk AC inverter Panasonic adalah Indonesia. (Baca: Bikin AC Hemat Energi, Panasonic Dukung Regulasi Pengurangan Emisi Global)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com