Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral AS Terbelah Soal Kenaikan Suku Bunga

Kompas.com - 17/08/2017, 16:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve terbelah pendapat soal waktu kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).

Satu pihak mengkhawatirkan kondisi inflasi yang masih rendah, sementara pihak lainnya cenderung memilih mencemaskan dampak menunggu. Perbedaan pandangan ini muncul pada saat The Fed merilis minutes atau hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Juli 2017.

Dalam rapat itu, The Fed menahan FFR pada kisaran 1 hingga 1,25 persen. Ringkasan pernyataan pertemuan FOMC memgisyaratkan pandangan bahwa inflasi akan menyentuh target The Fed sebesar 2 persen. Namun, capaian inflasi saat ini belum sampai sana.

"Beberapa peserta menunjukkan kekhawatiran mengenai penurunan inflasi beberapa waktu ini dan menyatakan The Fed dapat bersabat di bawah kondisi saat ini. Mereka beradu pendapat mengenai penyesuaian tambahan sampai bank sentral yakin inflasi tetap pada lajurnya," jelas The Fed seperti dikutip dari CNBC, Kamis (17/8/2017).

Di sisi yang lain, beberapa anggota yang lebih agresif mengkhawatirkan tentang peningkatan risiko dari pasar tenaga kerja yang sudah hampir mencapai kapasitas penuh dan diproyeksikan akan lebih mengetat.

Menurut mereka, menahan suku bunga bisa memicu ketidakstabilan keuangan. Namun, perlu diperhatikan pula bahwa target inflasi The Fed yang terus meleset.

Pimpinan The Fed, Janet Yellen memperkirakan, indeks belanja konsumsi individu inti menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 1,5 persen. Kondisi ini yang memicu kenaikan kekhawatiran mengapa The Fed harus menaikkan suku bunga ketika tujuannya masih belum tercapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com