Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin Kembalikan Kejayaan Rempah-rempah Nasional

Kompas.com - 21/08/2017, 19:08 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menter Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, dulu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil rempah-rempah terbesar dunia. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, banyak negara-negara asing yang ingin menjajah Indonesia karena kekayaan rempah-rempahnya.

"Ada potensi Indonesia yang paling besar yang harus kita garap. 500 tahun lalu Indonesia dikenal dengan rempah-rempah. Kita akan dorong kembali kejayaan Indonesia jadi pemain dunia, bukan hanya di Asia," tegas Mentan Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Menurutnya, sudah sejak lama rempah-rempah menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia di panggung internasional.

"Eropa dengan Belanda datang ke Indonesia karena rempah-rempah, bukan karena tambang dan lainnya. Pada saat itu siapa yang bisa kuasai rempah-rempah, bisa kuasai dunia," papar Amran.

Mentan menjelaskan, salah satu cara mengembalikan kejayaan rempah nasional adalah dengan mengembangkan bibit rempah yang berkualitas dan ditambah dengan pengembangan sentra rempah berdasarkan karakteristik wilayah atau geografis.

Amran menjelaskan, pihaknya akan mendistribusikan bibit rempah dan juga bibit perkebunan maupun benih tanaman hortikultura seperti pala, bawang putih, kedelai, cengkeh, kakao, mete dan lada. 

Menurutnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,4 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 untuk pengembangan benih maupun bibit berbagai komoditas dan akan ditambah menjadi Rp 5,5 triliun pada tahun 2018 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com