Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Petani Cabai, Kementan Terapkan Pola Kemitraan

Kompas.com - 23/08/2017, 09:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna memberikan perlindungan terhadap petani cabai, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menerapkan pola kemitraan yang akan memberikan petani kepastian harga maupun pembeliam cabai di tingkat petani.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sudjono mengatakan, pola kemitraan pelu dilakukan agar mengantisipasi penurunan harga cabai yang ekstrim saat pasokan melimpah.

Menurutnya, pasokan yang melimpah karena masa panen dapat memicu turunnya harga cabai di beberapa wilayah khususnya di Pulau Jawa.

"Pola kemitaan ini yang kami akukan untuk atasi harga cabai, termasuk untuk solusi jangka panjang. Beberapa pola kemitraan yang sudah kami dorong selama ini diharapkan mampu mengatasi masalah cabai," ujar Spudnik melalui keterangan resmi, Rabu (23/8/2017).

Spudnik menjelaskan, pola kemitraan dilakukan dengan melibatkan petani hingga pelaku industri sambal olahan.

(Baca: Jelang Idul Adha, Kementan Jamin Ketersediaan Aneka Cabai)

"Kami buat kemitraan antara produsen bubuk cabai, produsen sambal, dan kemitraan petani langsung ke konsumen lewat Toko Tani. Jadi cabainya petani dibeli langsung, ada kontraknya," ungkap Spudnik.

Pola kemitraan juga dilakukan melalui petani-petani andalan yang dikategorikan sebagai petani champion. Petani champion berkoordinasi dengan industri sehingga cabai di tingkat petani bisa terserap maksimal.

"Saat ini misalnya, champion di Magelang sudah membangun kerja sama dengan industri, khususnya untuk cabai rawit merah. Kerja sama dilakukan antara lain dengan rumah makan dan industri kecil lainnya," ujar Spudnik.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, sudah melakukan koordinasi untuk menolong petani cabai karena produksi melimpah saat masa panen akibat ada gerakan tanam cabai serentak seluruh Indonesia.

“Kami sudah duga tapi ini harus segera diantisipasi cepat," kata Amran.

Menurut Mentan, koordinasi sudah dilakukan antara lain dengan Bulog dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Kami sudah minta Bulog, kami sudah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk bergerak cepat menolong petani, kita harus bela petani seperti petani jagung, bawang merah dan beras. Petani cabai juga Insya Allah akan kita bantu," jelasnya.

Kompas TV Di Jawa Tengah, tingginya harga cabai membuat pemerintah daerah turun tangan untuk menekan harga. Salah satunya dengan memperlancar pasokan cabai ke pasar, dengan membangun sistem basis informasi komoditas. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berharap, basis informasi ini bisa menekan praktik kartel yang sangat merugikan konsumen.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com