Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda

Kompas.com - 26/08/2017, 11:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Usia muda bukan halangan untuk memulai pengelolaan keuangan yang sehat. Mulai dari mengelola penghasilan bulanan dengan baik hingga mengetahui cara berinvestasi yang tepat dan menguntungkan.

Dari pengelolaan dua hal itu Anda akan mencapai apa yang disebut Merdeka Finansial, istilah yang disebut oleh penulis buku tentang kekayaan Robert Kiyosaki dalam situs richdad.com, sebagai kondisi yang tidak melulu soal banyaknya Anda memiliki uang.

Tetapi lebih dari sekadar kepemilikan harta, Merdeka Finansial adalah kondisi keuangan ketika Anda bisa mengatur keuangan sesuai dengan tujuan keuangan.

Begitulah salah satu inspirasi yang bisa kamu dapatkan dari Gempur Widansyah, bankir muda dari KEB Hana Bank, saat berbincang dengan situs perbandingan keuangan HaloMoney.co.id beberapa waktu lalu.

Gempur membagi suka duka membangun karir sedari nol dan bagaimana selama ini pengelolaan keuangan pribadi yang dia terapkan agar bisa mencapai Merdeka Finansial.
Simak lebih lengkap sharing Gempur Widansyah kepada HaloMoney.co.id berikut ini:

Apa saja hal penting terkait pengelolaan keuangan supaya generasi milenial bisa cepat memiliki banyak aset di usia muda?

Generasi muda atau sering disebut milenial yang saat ini masih berada di awal-awal membangun karir, perlu mengingat prinsip pengelolaan keuangan. Paling tidak 30% dari gaji itu perlu dimasukkan sebagai investasi atau tabungan.

Orang kerja di awal-awal banyak yang masih tinggal dengan orangtua, belum memiliki tanggungan KPR atau beban cicilan lain. Prinsip work hard play harder itu enggak apa-apa. Sudah susah-susah kerja, ya, perlu menikmati. Saya pribadi menerapkan itu dulu, 30 persen ditabung.

Menabung atau investasi di mana?

Macam-macam pilihannya. Bisa di deposito, reksa dana, tabungan biasa, valas, obligasi, dan lain sebagainya. Pilih produk investasi yang sesuai profil risiko kita. Misalnya, Anda lebih nyaman di deposito, ya tidak masalah.

Namun, biasanya produk deposito susah mengejar inflasi. Bila inflasi 5 persen, deposito paling 4 persen. Uangnya enggak berkembang, malah berkurang nilainya terkena inflasi.
Cobalah cari produk yang bisa mengalahkan inflasi. Cuma, produk seperti itu biasanya risikonya juga besar. Naik tinggi bisa 20 persen-30 persen. Tapi, saat pasar jelek, modal pokok bisa ikut berkurang.

Prinsip kedua, sebisa mungkin jangan taruh uang di satu keranjang. Misalnya, kita memiliki gaji Rp 10 juta. Berarti Rp 3 juta untuk ditabung. Itu jangan di satu produk saja. Ini juga yang kami sarankan  pada nasabah. Kami ada fitur untuk membantu nasabah disiplin investasi, regular investment plan. Jadi, setiap periode tertentu, dana terdebet otomatis ke produk-produk investasi yang dipilih. Kalau investasi sendiri malah suka lupa.

Lalu, bagian 70 persen untuk apa?

Sebenarnya 30 persen itu angka minimal. Soalnya, kalau masih fresh graduate, kebutuhan hidup belum banyak. Jadi, sebenarnya bisa lebih dari 30 persen yang ditabung. Makan masih ikut orangtua. Kecuali statusnya anak kos, mungkin beda cerita. Yang pasti, ada alokasi untuk tabungan atau investasi. Ada juga untuk dana darurat.

Apa persiapan yang perlu dilakukan anak muda supaya merdeka finansial?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com