Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Hancur, Kini Dawalul Bordir Beromzet Rp 60 Juta Sebulan

Kompas.com - 29/08/2017, 18:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalankan bisnis tidak selamanya berjalan dengan mulus dan meraup untung. Jatuh bangun kerap kali malah membuat bisnis yang dijalankan semakin solid dan tahan banting.

Hal ini yang dialami Eva Dawalul, pemilik bisnis bordir Tasikmalaya. Koleksi busana bordir kreasi Eva memiliki ciri khas warna yang cerah dan motif yang menarik nan feminim, namun sangat elegan.

Ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, Eva menuturkan, produk busana kreasinya dijual dengan harga berkisar antara Rp 900.000 hingga Rp 2,2 juta. Harga busana berhias bordir kreasi Eva sangat bergantung pada tingkat kesulitan motifnya.

"Sekarang ini omzet saya Rp 60 juta sebulan," kata Eva kepada Kompas.com.

Bisnis bordir khas Tasikmalaya bukan bisnis yang pertama bagi Eva. Awalnya, ia menekuni bisnis mukena pada tahun 2004 silam. Mukena produksinya dijual di Pasar Tanah Abang dan Thamrin City, Jakarta. Kala itu bisnis mukenanya cukup sukses. Akan tetapi, kemudian muncul musibah.

"Ada orang bayar pesanan ke saya, pakai giro, tapi gironya kosong. Usaha saya habis," tutur Eva.

Dari musibah tersebut, sekitar Rp 700 juta melayang. Tidak hanya itu, Eva juga kehilangan beberapa tokonya lantaran terlilit utang. Bisnis mukena yang selama ini ditekuni Eva terpaksa harus berakhir. Ia pun sempat mengalami titik nadir dalam hidup, trauma berbisnis karena tertipu.

Perlahan, ia bangkit dengan menerima pesanan jahitan di sekitar rumahnya. Semakin berkembang, usaha jahit Eva kian besar dan menerima banyak pesanan dari beragam latar belakang.

Puncaknya, ia pernah berpartisipasi pada ajang Indonesia Fashion Week (IFW) tahun 2017 lalu. Selama mengikuti ajang mode tersebut selama lima hari, Eva mampu meraup pendapatan Rp 30 juta.

Ke depan, Eva ingin mengembangkan bisnis modenya tersebut lebih besar hingga menembus pasar mancanegara. Selain itu, ia juga ingin mengembangkan pemasaran secara lebih intensif dengan memanfaatkan media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com