BI Harap Krisis Geopolitik di Korea Tak Ganggu Sistem Keuangan Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis geopolitik yang terjadi di Semenanjung Korea belakangan ini semakin mengkhawatirkan.

Korea Utara beberapa waktu terakhir melakukan uji peluncuran rudal balistik hingga mencapai perairan Jepang. Kondisi ini membuat investor khawatir. Pasalnya, risiko geopolitik tersebut dicemaskan bakal membuat perekonomian dunia bergejolak pula.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyebut, sebelumnya pasar lebih banyak mengkhawatirkan risiko geopolitik di daratan Eropa. Namun demikian, belakangan kondisi di Semenanjung Korea menjadi perhatian penuh.

"Sebaiknya jangan sampai menjadi kondisi yang menegangkan, karena tidak akan baik untuk stabilitas keamanan dunia maupun sistem keuangan dunia," kata Agus di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8/2017).

Dalam beberapa waktu terakhir, krisis geopolitik di Semenanjung Korea mulai berdampak pada perekonomian global. Harga emas dunia mengalami penguatan cukup signifikan sejalan dengan kekhawatiran investor.

Selain itu, nilai tukar euro juga menguat terhadap dollar AS. Sementara itu, nilai tukar dollar AS sempat melemah sejalan dengan respon pemerintah AS terhadap ancaman dari Korea Utara.

Pergerakan bursa saham di kawasan Asia pun turut dipengaruhi sentimen investor terkait program senjata Korea Utara tersebut.