Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangsa Pasar Sayur dan Buah Organik Indonesia Terbuka Lebar di Jerman

Kompas.com - 07/09/2017, 15:07 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha UKM bisa memanfaatkan Jerman sebagai pasar untuk menjual berbagai produk-produk mereka.

Atase Perdagangan Indonesia di Jerman Lita Gustina menuturkan ada peluang yang cukup besar di Jerman yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia. Selama ini, peluang tersebut belum termanfaatkan secara optimal.

"Memang ada komoditas unggulan dari Indonesia yang telah memiliki pasar di Jerman seperti CPO, karet serta sejumlah produk manufaktur seperti alas kaki. Namun di luar itu, sebenarnya masih banyak peluang yang bisa dimasuki," ujarnya kepada Kompas.com saat berkunjung ke Kedutaan Besar RI di Berlin pekan lalu.

Lita menyebutkan, potensi yang bisa dimanfaatkan oleh eksportir Indonesia adalah makanan olahan, utamanya ikan tuna. Lainnya adalah buah-buahan dan sayuran organik.

"Pasar di Jerman sangat menggemari produk-produk organik seperti buah-buahan dan sayuran," kata dia.

Namun demikian, selama ini peluang tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh pengusaha dari Thailand dan Vietnam.

Selain makanan, produk asal Indonesia yang sangat terbuka masuk ke Jerman adalah alat musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Alat musik tradisional banyak dipakai oleh kelompok pemusik di Jerman, sehingga telah terbentuk pasar. Selain itu, alat-alat musik tersebut juga dikoleksi. Meski telah memiliki pasar, namun dari sisi suplai terkadang masih kurang.

"Seperti gitar tradisional, itu pasarnya segmented sekali, namun permintaannya selalu konsisten," lanjut dia.

Karena itu, Kedutaan Besar Indonesia di Berlin Jerman akan lebih mendorong pengusaha RI memanfaatkan berbagai peluang pasar di Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com