Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Belanda Latih Calon Peternak Muda Indonesia

Kompas.com - 08/09/2017, 12:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam orang peternak muda asal negeri kincir angin atau Belanda melatih 30 calon peternak sapi perah muda Indonesia pada acara Young Farmer Academy, di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Keenam peternak perwakilan Asosiasi Peternak Muda Belanda yaitu Jatine Akkerman, Cornelis van der Sar, Patricia Dorenberg, Simone Rigter, dan Wilbert Woulters menjadi mentor program latihan teknik dan non-teknik.

Para peternak muda Belanda hadir untuk memastikan program Young Farmer Academy berjalan lancar dan sukses.

"Kisah-kisah mereka dan pengalaman keberhasilan membangun bisnis sapi perah diharapkan dapat menginspirasi peserta Young Farmer Academy," ujar Akhmad Sawaldi, DDP Manager dan FDOV Project Frisian Flag Indonesia melalui keterangan resmi, Jumat (8/9/2017).

(Baca: Harga Daging Menggiurkan, Peternak Sapi Perah Pilih Potong Ternaknya)

Pemenang program Farmer2Farmer Frisian Flag Indonesia 2016, Aep Suhermanmembersihkan kandang sapi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Farmer2Farmer Frisian Flag Indonesia mendukung peternak sapi perah Indonesia dengan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan bisnis peternakan sapi perah menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Pemenang program Farmer2Farmer Frisian Flag Indonesia 2016, Aep Suhermanmembersihkan kandang sapi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Farmer2Farmer Frisian Flag Indonesia mendukung peternak sapi perah Indonesia dengan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan bisnis peternakan sapi perah menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.
Program pelatihan yang digagas PT Frisian Flag Indonesia ini memberikan komitmen berkelanjutan dan kontribusi menghadirkan solusi untuk regenerasi peternak sapi perah di Indonesia serta mengatasi masalah kebutuhan susu nasional.

Selama pelatihan peternak muda Belanda berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam membangun sebuah peternakan dan mendirikan organisasi peternakan sebagai sarana mereka berkembang.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pertanian dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Indonesia pada tahun 2015, peternak sapi perah lokal hanya mampu menghasilkan 23 persen dari kebutuhan susu nasional, sementara sisanya masih diimpor.

Peternak muda Belanda Wilbert Woulters (kiri) tengah membimbing peserta pelatihan Young Farmer Academy di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Young Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia telah memilih 30 calon peternak sapi perah potensial untuk diberdayakan tidak hanya untuk menjadi peternak susu sapi perah profesional namun juga mengembangkan organisasi peternak muda Indonesia.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Peternak muda Belanda Wilbert Woulters (kiri) tengah membimbing peserta pelatihan Young Farmer Academy di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Young Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia telah memilih 30 calon peternak sapi perah potensial untuk diberdayakan tidak hanya untuk menjadi peternak susu sapi perah profesional namun juga mengembangkan organisasi peternak muda Indonesia.
Kelangkaan peternak sapi perah usia produktif karena anggapan profesi peternak susu sapi dianggap tidak menarik bagi generasi muda Indonesia menjadi tantangan utama mencapai peternakan sapi perah yang berkelanjutan.

Hal inilah yang mendorong Frisian Flag Indonesia menginisiasi Young Farmer Academy sejak Agustus 2016 untuk mendorong minat generasi muda terhadap dunia peternakan sapi perah.

Selama tiga tahun hingga 2018, peserta Young Farmer Academy akan dibimbing dan dipersiapkan untuk membangun bisnis peternakan sapi perah dan mendukung pertumbuhan industri peternakan sapi perah di Indonesia.

Peserta Young Farmer Academy, Ridwan Firdaus (kanan) dan Selvia Gina Sonia (kedua dari kanan) memberi kenag-kenangan pada peternak muda Belanda Wilbert Woulters (kiri) dan Jantine Akkerman (kedua dari kiri) saat jumpa pers program Young Farmer Academy di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Young Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia telah memilih 30 calon peternak sapi perah potensial untuk diberdayakan tidak hanya untuk menjadi peternak susu sapi perah profesional namun juga mengembangkan organisasi peternak muda Indonesia.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Peserta Young Farmer Academy, Ridwan Firdaus (kanan) dan Selvia Gina Sonia (kedua dari kanan) memberi kenag-kenangan pada peternak muda Belanda Wilbert Woulters (kiri) dan Jantine Akkerman (kedua dari kiri) saat jumpa pers program Young Farmer Academy di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/9/2017). Program Young Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia telah memilih 30 calon peternak sapi perah potensial untuk diberdayakan tidak hanya untuk menjadi peternak susu sapi perah profesional namun juga mengembangkan organisasi peternak muda Indonesia.
Selvia Gina Sonia, salah satu peserta pelatihan asal Pangalengan ini akan mendapat bantuan kredit usaha dengan penjamin Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), Pangalengan.

"Seperti Selvia ini akan mendapatkan kredit dengan penjamin KPBS. Karena kalau tanpa penjamin kan susah dia dapat kredit usaha. Selain itu dia juga akan bekerja di KPBS sehingga gaji dia bisa digunakan untuk mencicil pinjaman," ujar Aun Gunawan, Ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan.

Kompas TV Setelah adanya alternatif susu dari bahan kedelai, kali ini ada lagi susu yang menggunakan bahan talas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com