Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinspirasi Cendol, Tyo Ciptakan Kopi Susu Tetangga

Kompas.com - 09/09/2017, 15:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kopi susu tetangga" merupakan menu andalan yang diangkat Kedai Kopi Tuku.

Kopi yang merupakan perpaduan latte dan gula aren itu merupakan hasil kreasi pemilik Kedai Kopi Tuku, Andanu Prasetyo.

"Bikin kopi susu manis, tetapi bagaimana kopi susu manisnya otentik Indonesia. Kopinya sudah dari Indonesia, susunya enggak, ya sudah gulanya kali ya, aku ide dari cendol, di-mix-lah gula aren," kata pria yang akrab disapa Tyo tersebut, saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (1/9/2017).

Dalam menemukan rasa yang pas dan sesuai dengan keinginan konsumen, Tyo perlu mencoba berkali-kali.

Dia memberi "tester" gratis kepada para tamu yang datang ke tokonya di kawasan Cipete Raya. Setelah menerima masukan dari konsumen, terciptalah kopi susu tetangga setelah sekitar 3 bulan percobaan.

(Baca juga: Cerita Pemilik Kopi Tuku yang Ditelepon Ajudan Jokowi Tengah Malam)

Tyo memilih kopi susu sebagai usaha utamanya karena minuman tersebut digemari masyarakat Indonesia.

"Di Kopitiam pun, minuman yang dipesan kopi susu dibanding kopi o-nya. Kemudian orang-orang beli kopi sachet juga kebanyakan coffeemix atau kopi yang three in one, dari segi minuman kita mayoritas seperti itu," kata Tyo.

Setelah itu, Tyo tinggal mengembangkan usahanya dengan menanamkan nilai-nilai lainnya. Nilai yang dimaksudnya yakni rasa kekeluargaan dan kedekatan dengan konsumen.

Menurut dia, sebuah usaha dapat terus berkembang jika mengikuti apa yang konsumen suka, atau bukan yang disukai produsen.

Oleh karena itu, ketika menciptakan kopi susu tetangga, Tyo meminta tamu-tamunya untuk memberi masukan atas kreasinya tersebut.

"Bagaimana rasanya cocok sama tetangga sekitar. That's why kenapa namanya 'kopi susu tetangga'," kata Tyo.

(Baca juga: Bisnis Kopi Tuku Berkembang Pesat, Owner Tak Tergoda Buka Franchise)

Meski meraih omzet hingga ratusan juta rupiah tiap bulannya, Tyo tak mau berpuas diri. Dia ingin mengembangkan usaha lain dan tak hanya fokus pada kopi.

Namun, rencana itu belum dapat dilakukannya dalam waktu dekat. Saat ini, dia memilih menjalani usaha Kopi Tuku.

"Kalau akan nemu makanan Indonesia yang mulai agak turun (pamornya) dan aku bisa naikin, ya aku pengin kembangin (usaha) itu. Aku belum kebayang sih usaha apa, tetapi bisa saja misalnya cendol atau apa, yang penting Indonesia," kata Tyo.

Kompas TV Kopi Tuku Makin Laris Seusai Disambangi Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com