Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres, Bobot Sapi dari Bima Bisa Susut 30 Persen Sampai Tujuan

Kompas.com - 10/09/2017, 17:41 WIB
Aprillia Ika

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Transportasi hewan ternak sapi dari Bima, Provinsi Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini memiliki sejumlah tantangan untuk distribusi pemasarannya. Selain pada terbatasnya kapal pengangkut, juga terdapat masalah pada teknis ternak yang terangkut di kapal.

Hal ini diungkapkan oleh M Junaidin, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Bima, kepada wartawan di pelabuhan Bima, Minggu (10/9/2017).

Menurut dia, saat ini setiap bulan sekitar 1.500 sapi dikirim dari Bima ke sejumlah tujuan, misal ke Surabaya, Jawa Tiur. Serta ke Kalimantan dan Sulawesi. Namun dari jumlah itu, hanya sekitar 500 ternak yang terangkut kapal ternak, bahkan kadang tidak terangkut ketika kapal ternak yang singgah dari kupang sudah penuh terisi.

Dengan demikian, salah satu hambatan dari pengiriman sapi dari Bima adalah ketersediaan kapal pengangkut ternak yang bisa memuat banyak ternak sekali angkut.

"Tahun ini Kemenhub akan membagi lima kapal ternak. Kami di Bima berharap bisa mendapatkan jatah tersebut," kata M Junaidin.

Pekerjaan rumah kedua yang menjadi perhatian Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bima adalah soal stres-nya sapi yang diangkut. Sebab gara-gara stres, bobot sapi susut selama perjalanan dan hal tersebut tentu merugikan peternak dan pedagang sapi dari Bima.

menurut M Junaidi, bobot sapi bisa turun hingga 30 persen jika diangkut kapal kayu atau kapal pinisi, kemungkinan akibat konstruksi yang tidak rata pada kapal. Sementara jika menggunakan kapal ternak, bobotnya turun hingga 3 persen.

"Masalahnya, bongkar muatnya jauh atau pengapalannya memakan watu lama. Di luar negeri, kapal khusus ternak dibuat sedemikia rupa sehingga ternak tidak stres," ujar dia.

Menurut dia, setidaknya dalam kapal ternak sapi memiliki ruangan 1,6 meter persegi. Selain itu, handling memuat sapi juga kadang masih kasar, misal sapi ditarik lehernya. Jarak tempuh via laut yang memakan waktu 2 hari ke Kalimantan dan ke Kupang juga jadi masalah. Juga ke Jakarta, yang butuh waktu 1 minggu.

Sekadar informasi, berdasarkan data Pemerintah Provinsi NTB, daerah ini menjadi kontributor peternakan nasional, mulai dari pengiriman daging sapi hingga pengiriman anakan sapi.

Hingga Agustus 2017, Provinsi NTB telah mendistribusikan 30.000 ekor dan sapi pedet sebanyak 10.000 ekor. Di Bima, rata-rata 1.500 sapi dikirim ke berbagai daerah tiap bulan.

Kompas TV Sapi ini menjuarai lelang dan dibeli pada angka Rp 125 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com