Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Tanggapi Anjloknya Saham RS Mitra Keluarga

Kompas.com - 13/09/2017, 13:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi loyonya kinerja saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk setelah terungkapnya kasus meninggalnya bayi Debora.

Sejak kasus tersebut disorot publik, saham emiten rumah sakit berkode MIKA tersebut terus merosot.

"Ini kan permasalahan operasional di emiten dan ini bisa terjadi ke semua emiten. Bagi kami sebenarnya kami melihat bahwa ini bisa diselesaikan di internal MIKA," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat, di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2017).

Dia meminta, loyonya saham perusahaan tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, kesalahan operasional ini dapat terjadi ke semua emiten.

(Baca: Kasus Bayi Debora Sebabkan Saham RS Mitra Keluarga Loyo)

Selain itu, Samsul meminta direksi MIKA untuk dapat menjelaskan permasalahan yang terjadi kepada publik.

"Tentunya konsekuensi dari kejadian ini merupakan bagian dari resiko yang harus dihadapi oleh operasional MIKA, dan ini bisa terjadi pada perusahaan apapun. Semoga dengan kejadian ini, tidak terulang lagi di MIKA maupun di rumah sakit lain," kata Samsul.

Selain itu, Samsul menjelaskan, fluktuasi harga saham merupakan hal biasa yang terjadi di pasar modal.

Ada isu-isu yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham. Ia menjelaskan, bagi sebagian pemegang saham yang enggan mengambil resiko, kemungkinan akan melepas saham mereka.

"Tapi kalau yang menilai (kasus) ini kesempatan untuk masuk ya ini kesempatan untuk masuk juga ke perusahaan tersebut. Ini kan terjadi enggak hanya di MIKA, bisa juga terjadi di rumah sakit atau public company lain," kata Samsul.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/9/2017), saham MIKA pada pukul 14.30 berada pada level Rp 2.000 per lembar saham. Posisi ini melemah 40 poin atau 1,96 persen.

Pada masa pembukaan perdagangan Selasa kemarin, saham MIKA diperdagangkan pada level Rp 2.080 per lembar saham. Adapun kisaran harga saham MIKA mencapai Rp 1.970 hingga Rp 2.080 dengan volume mencapai 5.346.700.

Bayi Debora meninggal dunia di RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, pada Minggu (3/9/2017).

Bayi empat bulan itu tidak mendapat perawatan intensif di ruang pediatric intensive care unit (PICU) karena orangtuanya tidak mempunyai cukup uang untuk membayar uang muka perawatan.

Di sisi lain, Debora sebetulnya merupakan pasien pemegang kartu BPJS Kesehatan. Untuk perawatan darurat semacam itu, pihak rumah sakit mestinya tidak tidak boleh menolak pasien karena biaya akan ditanggung BPJS walau rumah sakit itu belum menjadi mitra BPJS Kesehatan.

Kompas TV Ibu Ini Tak Bisa Bawa Pulang Bayi Kembar 3 karena Biaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com