Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Mengerucut ke 160 Km Per Jam

Kompas.com - 14/09/2017, 09:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih mengkaji kecepatan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Namun sepertinya pilihan akan mengerucut ke kecepatan 160 km per jam, jika menggunakan opsi jalur eksisting. 

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kecepatan kereta akan berpengaruh dengan biaya yang nantinya dikeluarkan.

"Terus terang, kami masih melihat apa kami mau ambil opsi menggunakan kereta (dengan kecepatan) 160 km per jam, atau mau kereta yang (kecepatannya) 200 km per jam," kata Luhut, di Gedung BPPT, Rabu (13/9/2017).

Jika pemerintah menggunakan kereta dengan kecepatan 160 km per jam dan menggunakan jalur eksisting, maka pemerintah harus membangun sekitar 900-1.000 underpass untuk mengatasi pelintasan sebidang di sepanjang jalur Jakarta-Surabaya.

(Baca: Kejar Selesai, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Pakai Rel Lama)

 

Namun, jika kecepatan kereta mencapai 200 km per jam, maka biaya pembangunan proyek ini bisa membengkak, hingga dapat menghabiskan biaya hingga Rp 170 triliun.

"Mungkin kami akan kembali ke skenario awal, tinggal kami perbaiki underpass dan flyovernya. Karena memang relnya tidak bisa untuk kereta dengan kecepatan 200 km per jam," kata Luhut.

Selain itu, ia menjelaskan terus membahas proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga sudah melakukan studi bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) dan PT Kereta Api Indonesia.

"Kami akan rapat lagi dengan Menhub. Setelah itu, kami akan melaporkan pilihannya kepada Presiden. Kami belum putus mengenai ini," kata Luhut.

Kompas TV Wijaya Karya Kurangi Saham Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com