Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: E-Commerce Bukan Penyebab Utama Pusat Perbelanjaan Tutup

Kompas.com - 17/09/2017, 16:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang Industri (Kadin) memandang merebaknya bisnis e-commerce bukan faktor utama tutupnya banyak pusat perbelanjaan di Indonesia.

Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menganggap, belum semua masyarakat melek teknologi dan berbelanja melalui toko online.

"Saya tidak yakin bahwa penyebab utamanya adalah e-commerce, karena dari data yang ada baru sekitar 29 persen atau sekitar 26,3 juta jiwa masyarakat kita yang baru memanfaatkan internet untuk berbelanja, itu pun tidak semuanya aktif," kata Sarman kepada Kompas.com, Minggu (17/9/2017).

Sarman mengutip data survei yang dilakukan oleh MARS, perusahaan riset di Indonesia. Pada akhir 2016 lalu, mereka mengadakan riset independen mengenai e-commerce di Indonesia.

Baca: Dua Gerai Ditutup, Bisnis Matahari Mulai Meredup?

Dari survei tersebut, diketahui internet baru digunakan oleh 35,4 persen atau 90,5 juta jiwa penduduk Indonesia. Kemudian 29 persen atau sekitar 26,3 juta jiwa dari total yang terkoneksi internet, memanfaatkan internet untuk berbelanja online.

Dengan kata lain, dari seluruh populasi masyarakat Indonesia, hanya 39 persen masyarakat perkotaan dan 11,1 persen masyarakat pedesaan yang melakukan belanja online.

Baca: Pelaku Bisnis Ritel Harus Sering Manfaatkan E-Commerce

"Harga pembelian yang lebih murah melalui toko online dan waktu yang lebih hemat menjadi daya tarik berbelanja melalui online. Ke depan sesuai dengan perkembangan teknologi, maka belanja e-commerce ini menjadi salah satu ancaman pusat perbelanjaan," kata Sarman.

Ia mengimbau kepada para pedagang toko-toko di pusat perbelanjaan untuk lebih kreatif dan inovatif melihat perkembangan teknologi. Selain itu, ia juga mengimbau pedagang lebih peka terhadap kebutuhan konsumen. Dengan demikian, toko mereka dapat bertahan di tengah gencarnya bisnis e-commerce.

Baca: Sektor e-Commerce Meningkat, Wiraland Kembangkan Pergudangan

"Karena daya beli masyarakat juga semakin menurun. Kondisi ekonomi yang mengalami pelambatan ini berdampak pada mandegnya pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat semakin selektif dan menghemat dalam membelanjakan uangnya," kata Sarman.

Kompas TV Waspada Dibalik Kemudahan "Cicilan Online" (Bag 1)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com