Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Harga, Kementan Dorong Program Kemitraan Petani Cabai

Kompas.com - 19/09/2017, 12:59 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna meningkatkan harga jual aneka cabai di tingkat petani, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggalakkan program kemitraan industri pengolahan dengan petani cabai.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Suwandi mengatakan, program tersebut menjadi cara untuk memperpendek rantai pasok komoditas aneka cabai.

"Menjembatani kemitraan petani dengan pengecer, juga bermitra petani dengan industri makanan. Selanjutnya mendorong petani mengolah cabai sehingga bernilai tinggi," kata Suwandi kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2017).

Adapun pola kemitraan yang dilakukan dengan melibatkan petani hingga pelaku industri sambal olahan. Seperti kemitraan antara produsen bubuk cabai, produsen sambal, dan kemitraan petani langsung ke konsumen lewat Toko Tani.

(Baca: Harga Cabai Anjlok, Ini Komentar Kementan)

Pola kemitraan juga dilakukan melalui petani-petani andalan yang dikategorikan sebagai petani champion (unggulan). Petani champion berkoordinasi dengan industri sehingga cabai di tingkat petani bisa terserap maksimal.

Menurutnya, saat ini yang menjadi prioritas dalam meningkatkan harga jual cabai ditingkat petani adalah dengan memperhatikan aspek hulu dengan mengatur pola tanam dan waktu tanam antar wilayah.

"Dengan mengontrol harian secara ketat dan disiplin tanam sehingga mampu memasok secara terus menerus setiap bulannya. Bahkan telah menanam cabai pada off season sehingga tidak ada shortage (kekurangan) sepanjang tahun," papar Suwandi.

Selain itu, ada beberapa upaya yang tengah ditempuh oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, yakni dengan sosialisasi teknologi budidaya rendah pestisida atau ramah lingkungan guna mengurangi biaya produksi hingga 25 persen.

"Menggalakkan mekanisasi pertanian (mektan) agar biaya produksi dan efisiensi sampai 30 persen, serta peningkatan kapasitan petani terkait pengolahan hasil panen cabai guna tahan lama dan bernilai jual tinggi," ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya berharap pada sisi hilir atau konsumen perlu membiasakan menggunakan cabai kering dan olahan, sebagaimana telah dilakukan di negara lain.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Selasa (19/9/2017) harga cabai merah keriting terendah ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat Rp 14.200 per kilogram, kemudian tertinggi ada di Maluku Rp 86.650 per kilogram.

Sedangkan harga cabai rawit hijau terendah ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat Rp 10.150 per kilogram, dan tertinggi ada di Sulawesi Utara Rp 62.500 per kilogram.

Kompas TV Harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masih bertengger di atas 120 ribu rupiah per kilogram. Alasannya, pasokan cabai dari petani susut setelah panen terganggu. Para pedagang mengaku hingga kini pasokan cabai rawit dari petani masih sangat sedikit. Alhasil, pedagang terpaksa mencampur cabai kualitas bagus dengan cabai layu agar harga bisa turun. Untuk cabai kualitas bagus, saat ini harganya masih di atas Rp 150.000 rupiah per kilogram. Tidak hanya cabai rawit, cabai jenis lain pun kini malah mulai naik. Bahkan untuk jenis cabai keriting, kenaikannya mencapai 100%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com