Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku UKM Masih Menaruh Harapan pada KUR

Kompas.com - 19/09/2017, 20:27 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com - Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) masih berharap pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan daya saing. "KUR di UKM industri kayu dan mebel seperti di Klender ini untuk pembelian mesin-mesin terbaru,"  kata  Ketua Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) DKI Jakarta dan Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DPD DKI Jabodetabek Ade Firman pada Selasa (19/9/2017).

Menurut Ade, setidaknya ada dua hal yang diharapkan dari pemerintah sebagai penyelenggara KUR. Pertama, KUR dengan bunga lebih rendah dari 9 persen. "Mungkin bunganya 6 persen untuk pinjaman hingga Rp 500 juta," kata Ade sembari menambahkan bahwa  proses KUR diharapkan bisa lebih cepat dan mudah.

Catatan dari laman kontan.co.id menunjukkan penyaluran KUR pada Juli 2017 mencapai Rp 52,2 triliun. Angka ini setara dengan 47 persen dari target penyaluran KUR sebesar Rp 110 triliun. Data ini yang dikutip dari Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian.

Menurut Ketua Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) DKI Jakarta dan Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DPD DKI Jabodetabek Ade Firman pada Selasa (19/9/2017) pihaknya berharap pada pasar furnitur lokal dengan maraknya pembangunan rumah susun dan apartemen. Kompas.com/Josephus Primus Menurut Ketua Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) DKI Jakarta dan Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DPD DKI Jabodetabek Ade Firman pada Selasa (19/9/2017) pihaknya berharap pada pasar furnitur lokal dengan maraknya pembangunan rumah susun dan apartemen.

Penting
Ragam furnitur yang dipamerkan dan dijual di Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel (PPIKM) di Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.Kompas.com/Josephus Primus Ragam furnitur yang dipamerkan dan dijual di Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel (PPIKM) di Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.

Lebih lanjut, Ade yang sudah lebih dari 12 tahun berkecimpung di dunia industri kayu dan mebel di kawasan Klender itu menuturkan pentingnya mesin-mesin baru. "Dengan mesin-mesin baru, pembuatan mebel misalnya bakal menghasilkan produk yang presisi," katanya.

Kemudian, mesin-mesin juga bisa membuat proses pembuatan produk bisa lebih cepat. Hal ini bisa menghemat waktu sekaligus menambah jumlah produksi.

Ade memberi gambaran kemudian. Jika dengan cara lama, kebanyakan manual, pembuatan lemari pakaian dua pintu bisa memakan waktu dua mingguan. "Kalau pakai mesin, waktunya lebih singkat. Mungkin bisa satu hari," imbuhnya.

Lantas, harga mesin yang terjangkau juga menjadi dambaan. "Rata-rata di bawah Rp 100 jutaan," ujarnya.

Terkait kebutuhan mesin itu, dalam kesempatan tersebut, General Manager PT Wahana Kemalaniaga Makmur (Wakeni) Sofianto Widjaja memberikan informasi bahwa pihaknya kembali menggelar untuk kali keenam The International Furniture Manufacturing Component Exhibition (Ifmac) dan Woodworking Machinery Exhibition (Woodmac) pada 27-30 September 2017 di JIExpo Kemayoran. "Di pameran ini ada mesin-mesin terbaru. Ada yang harganya di bawah Rp 100 juta," tuturnya.

Sofianto menambahkan bahwa tahun ini, pihaknya membidik 12.000 pengunjung dan 250 perusahaan peserta pameran. Ada 20 negara terlibat dalam pameran tersebut.

Tampak depan Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel (PPIKM) di Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur. Investasi mesin terkini dan keragaman desain menjadi tantangan para pelaku usaha kayu dan mebel di Jabodetabek.Kompas.com/Josephus Primus Tampak depan Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel (PPIKM) di Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur. Investasi mesin terkini dan keragaman desain menjadi tantangan para pelaku usaha kayu dan mebel di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com