Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Big Data di Mata BPS

Kompas.com - 26/09/2017, 17:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyadari pemanfaatan big data sangat penting bagi badan pengelola statistik seperti BPS.

Ia pun memastikan lembaga yang dipimpinnya itu akan mengoptimalkan big data. Hanya saja, BPS melihat adanya kekurangan yang dimiliki big data. Hal ini membuat BPS menilai pengambilan data statistik harus tetap dilakukan untuk memotret berbagai hal.

“Kita perlu sadar bahwa big data hanya data makro saja. Kalau karekteristik yang detail biasanya enggak ada,” ujarnya di Kantor BPS. Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Saat ini tutur dia, BPS sudah memanfaatkan big data untuk memotret data wisatawan mancanegara (Wisman). Namun data yang dihasilkan hanya sekedar data makro yaitu jumlah Wisman.

Pengambilan data sektor pariwisata itu dilakukan dengan memanfaatkan data roaming operator seluler yang dibawa Wisman ke Indonesia.

“Tetapi kami ingin yang lebih detail seperti pengeluaran wismannya atau usia dan lain-lain. Ini yang belum tertangkap dari big data. Jadi untuk memahami persoalan detail, kita perlu informasi yang spesifik,” kata Suhariyanto.

Sebenarnya, isu big data bukan hal baru bagi badan statistik. Sebab tutur Suhariyanto, PBB sempat membahas perkembangan big data di hadapan seluruh badan statistik dunia 4 tahun silam.

Hasilnya tutur dia, seluruh badan pusat statistik dunia sepakat tidak menganggap big data sebagai ancaman melainkan pelengkap data statistik yang ada.

“Kami sepakat kantor statistik harus tetap ada dan big data jangan dianggap ancaman karena itu adalah kemajuan yang tidak bisa dihindari,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com