KARANG ASEM, KOMPAS.com - Posko pengungsian warga di Banjar Dinas Bukit Tabuan, Desa Bukit, Karangasem dihuni oleh 77 kepala keluarga atau 208 jiwa. Posko tersebut berlokasi sekitar 12 kilometer dari Gunung Agung.
Para warga tersebut mulai mengungsi sejak akhir pekan lalu, atau ketika aktivitas kegunungapian di gunung yang terakhir meletus pada tahun 1963 tersebut meningkat.
Pemukiman mereka berlokasi sekitar 8 kilometer dari Gunung Agung. Hasan, warga sekaligus relawan dan koordinator posko pengungsian tersebut menuturkan, bantuan sudah mulai berdatangan sejak warga mulai mengungsi.
Bantuan tersebut berasal dari Dompet Dhuafa, beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan majelis taklim. Pun bantuan dari pemerintah sudah diterima, yakni berupa beras dan mi instan.
(Baca: Mengintip Keseharian Warga di Posko Pengungsian Gunung Agung)
Bantuan-bantuan dari berbagai pihak di antaranya adalah logistik seperti bahan pangan. Namun, masih ada sejumlah bantuan yang sangat diperlukan oleh para pengungsi namun jumlahnya sangat minim.
Hasan menuturkan, bantuan tersebut antara lain obat-obatan, pembalut, hingga air mineral.
"Yang paling diperlukan sekarang adalah air mineral, selimut, obat-obatan, pembalut, dan popok bayi," kata Hasan kietika berbincang dengan Kompas.com, Kamis (28/9/2017).
Hasan menyatakan, jumlah pengungsi bisa bertambah apabila aktivitas Gunung Agung meningkat atau malah terjadi erupsi. Oleh sebab itu, ia berencana untuk mengumpulkan semua bantuan yang diberikan sebagai langkah antisipasi.
Pasalnya, apabila Gunung Agung meletus, maka besar kemungkinan akses jalan bisa terputus. Kalau kondisi itu terjadi, maka bantuan akan sulit untuk mencapai posko.
Pantauan Kompas.com, fasilitas sanitasi di posko tersebut pun masih sangat minim. Terkait hal ini, Hasan mengaku sempat didatangi oleh sebuah lembaga yang berniat memberikan bantuan berupa fasilitas sanitasi, namun bantuan itu belum kunjung tiba.
Ia mengatakan, bantuan logistik berupa peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, dan shampoo sangat dibutuhkan. Selain itu, sabun cuci pun masih sangat sedikit jumlahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.