Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blue Bird Pacu Bisnis Logistik

Kompas.com - 30/09/2017, 11:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis logistik masih moncer. Peluang yang masih terbuka lebar ini ditangkap oleh PT Blue Bird Tbk.

Emiten taksi dengan kode saham BIRD di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berniat mengembangkan anak usahanya, PT Iron Bird, yang bergerak di bidang angkutan peti kemas serta kargo.

Presiden Direktur Blue Bird Group Noni Purnomo, menyebut peluang bisnis logistik di Indonesia masih besar dan ke depan diproyeksikan terus tumbuh.

"Potensi logistik Indonesia masih sangat besar, terutama karena cost of logistic masih tinggi, artinya opportunity untuk efisiensi masih lebih tinggi," ujarnya, Jumat (29/8).

Untuk melebarkan sayap bisnis tersebut, Iron Bird akan menambah hublogistik yang akan tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Namun untuk titik-titik hub baru untuk pengembangan, Noni masih belum dapat merincinya.

Maklum, kata Noni, basis utama Blue Bird adalah transportasi darat. "Kalau mau keluar harus lewat laut dan sebagainya kurang efisien. Maka kami fokus di logistic sevices dan warehouse untuk Jawa dan Sumatra," tambah Noni.

Menambah hub baru

Saat ini Iron Bird tercatat telah memiliki tiga lokasi hub logistik di Pulau Jawa, salah satunya berlokasi di Semarang. Ketiga lokasi hub digunakan sebagai jembatan untuk menghubungkan pengiriman logistik dari pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak yang menjadi pusat distribusi kargo di Indonesia. Sejauh ini baru ada tiga hub Blue Bird di Jawa.

"Karena kami mengenalkanlayanan satu hari sampai ke Surabaya. Tapi ke depannya untuk ekspansi di Sumatera akan dilihat bagaimana dan butuh berapa banyak," terang Noni.

Di samping menambah titik hub baru, Iron Bird juga telah bekerjasama dengan pelaku logistik lokal yang berada di tiap daerah-daerah untuk membantu pendistribusian barang yang dilakukan oleh Iron Bird.

"Nanti dari hub tersebut untuk proses unloading barang akan dilakukan oleh para relasi logistik lokal," kata Noni.

Sebagai catatan, sampai saat ini bisnis transportasi penumpang di bawah PT Blue Bird Tbk memiliki kontributor terbesar terhadap pendapatan grup tersebut. Sementara bisnis logistik menyumbang pendapatan sekitar 10 persen.

Selain dua lini bisnis tersebut, sebenarnya Blue bird Group juga menjalankan bisnis alat berat, industri karoseri, properti dan layanan pendukung. Namun, hingga saat ini, belum ada rencana strategis untuk mengembangkan empat lini bisnis.

Menilik laporan keuangan per semester I-2017, pendapatan taksi dengan logo burung biru tersebut tercatat turun 15,74 persen dari Rp 2,471 triliun di semester I-2016 menjadi hanya Rp 2,082 triliun di semester I-2017.

Sementara itu, laba bersih Rp 193,076 miliar atau turun 15,67 persen ketimbang periode yang sama 2016 yakni sebesar Rp 228,973 miliar.

Laba usaha juga tercatat turun dari Rp 371,968 miliar di semester I-2016 menjadi Rp 282,078 miliar di semester I-2017. Perseroan ini juga mencatat penurunan laba per saham menjadi Rp 77 dari sebelumnya Rp 92 per saham.

Meski kinerja keuangan belum menggembirakan, Blue Bird Group tetap optimistis, pencapaian di semester dua ini bisa lebih baik ketimbang periode sebelumnya. "Kami melihat tren kenaikan di semester dua," kata Michael Tene, Head of Investor Relation Blue Bird.

 

Berita ini diambil dari kontan.co.id dengan judul: Blue Bird getol memacu bisnis logistik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com