Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tak Lagi Dengar Keluhan Listrik "Byar-Pet"

Kompas.com - 05/10/2017, 18:34 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

SERANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, PLTU Jawa 9, PLTU Jawa 10 dengan total kapasitas 4.000 Mega Watt (MW).

Selain meresmikan proyek tersebut, Presiden juga meresmikan PLTU Independent Power Producer (IPP) Banten berkapasitas 660 MW dan pembangunan terminal batubara berkapasitas 20 juta ton di Serang, Banten, Kamis (5/10/2017).

Presiden mengatakan, pembangunan pembangkit listrik sangat penting karena memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat.

"Tiga tahun yang lalu setiap saya pergi ke provinsi baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, di Maluku, di Papua, keluhannya selalu sama, listriknya kurang, byar pet. Keluhannya itu terus," ujar Presiden Jokowi.

Karena itu, dalam tiga tahun terakhir, pemerintah gencar membangun pembangkit listrik sehingga  keluhan masyarakat terkait kekurangan listrik makin berkurang.

"Setelah tiga tahun, saya muter lagi, saya enggak mendengar lagi suara-suara itu, suara masyarakat yang mengeluh soal listrik. Artinya kerja ngebut yang dilakukan PLN sudah mulai dirasakan masyarakat," kata Presiden.

Proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 dan PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW.

Sementara pembangunan terminal batubara 20 juta ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara untuk PLTU pada wilayah Jawa Bagian Barat. Keseluruhan proyek ini bernilai 6,015 miliar dollar AS.

PLTU Jawa 7 dibangun dengan skema pengembang listrik swasta atau IPP oleh konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dengan kepemilikan saham sebesar 70 persen dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sebesar 30 persen.

Konsorsium membentuk Special Purpose Company dengan nama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB). Pembangkit ini ditargetkan beroperasi pada 2020 mendatang.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com