Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Berjangka Jakarta Rilis Kontrak Berjangka Gula Rafinasi di 2018

Kompas.com - 09/10/2017, 11:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) akan merilis satu produk baru pada tahun depan. Hal ini dilakukan untuk diversifikasi produk sehingga BBJ tetap menjadi tempat yang menarik bagi investor.

Produk baru yang akan dirilis yakni kontrak berjangka (futures) gula rafinasi.

Menurut Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Utama BBJ, saat ini pengajuan izin kontrak berjangka gula rafinasi tersebut sudah berada di tangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Skema kontrak akan sama saja dengan komoditas lain. Untuk perdagangan ini kami menyasar investor lokal," kata Paulus kepada Kompas.com, Jumat (6/10/2017).

Menurut dia, saat ini skema kotrak sedang dipertimbangkan apakah akan menggunakan mata uang rupiah atau yang lain.

Kontrak berjangka gula rafinasi ini nantinya akan jadi perdagangan alternatif dari lelang gula rafinasi yang diselenggarakan oleh Bappebti pada 2018 mendatang.

"Kontrak berjangka digunakan bagi pelaku industri untuk pembelian komoditas dalam jangka waktu panjang dan mereka bisa melakukan hedging atau lindung nilai atas gula rafinasi ini," lanjut Paulus.

Paulus menambahkan, ke depan perdagangan berjangka komoditi serta Bursa Berjangka Jakarta akan menuju tahap kedewasaan. Saat ini, dalam 20 tahun perjalanan bisnis BBJ memang dinilai belum matang seperti halnya Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Walau masih infant namun ke depan bursa ini akan jadi bursa yang dewasa. Perubahan (tambahan produk) yang kami lakukan merupakan perbaikan untuk mencapai target tersebut," kata Paulus.

Dia menyebutkan saat ini ada dua bursa yang menggawangi perdagangan berjangka komoditi di Indonesia, yakni BBJ dan ICDX.

Hal itu menunjukkan bahwa industri ini sebenarnya memiliki potensi besar namun belum tergali sedemikian rupa. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan perdagangan berjangka komoditi.

Inovasi yang dilakukan di masa-masa mendatang, lanjut Paulus, adalah untuk menyepadankan dengan bursa lain agar BBJ jadi patokan atau price reference. Juga untuk menyediakan sarana hedging buat pelaku dan para investor lainnya dalam berinvestasi.

"Saat ini kendala BBJ adalah likuiditas, karena likuiditas merupakan ciri dari bursa berjangka," pungkas Paulus.

Sekadar informasi, lelang gula kristal rafinasi (GKR) dapat segera dilaksanakan. Lelang ini dilakukan untuk memberikan UKM harga gula rafinasi yang sama dengan industri. Menekan kebocoran gula rafinasi. Serta memberikan pengawasan akan distribusi gula rafinasi.

Hal ini menyusul penetapan PT Pasar Komoditas Jakarta (PKJ) sebagai penyelenggara pasar lelang GKR oleh Kementerian Perdagangan melalui Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 684/M-DAG/KEP/5/2017 tentang Penetapan Penyelenggara Pasar Lelang Gula Kristal Rafinasi (GKR).

“Perdagangan GKR bagi industri makanan dan minuman di Indonesia sekarang menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan langsung oleh pelaku industri mulai dari IKM/UKM hingga industri besar melalui mekanisme pasar lelang komoditi,” jelas Bachrul Chairi, Kepala Bappebti.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No.16/M-DAG/PER/3/2017, penyelenggaraan pasar lelang GKR dilaksanakan 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak diundangkan pada 17 Maret 2017.

Awalnya, penerapan sistem lelang ini dilaksanakan pada 1 Oktober 2017. Akan tetapi, pelaksanaannya diundur menjadi pada Januari 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com