Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Resesi, Arab Saudi Ragu Naikkan Harga Energi

Kompas.com - 10/10/2017, 17:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Arab Saudi pada akhir bulan ini dikabarkan bakal memutuskan periode kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

Kenaikan harga dua komponen dikhawatirkan bakal berisiko mendorong perekonomian lebih dalam ke jurang resesi.

Mengutip Reuters, Selasa (10/10/2017), dilema yang dialami Arab Saudi terkait harga energi dipandang menunjukkan bahwa reformasi ekonomi yang dijalankan negara itu mulai mengalami masa sulit.

Pemerintah Arab Saudi menerapkan reformasi ekonomi dengan tujuan untuk mengurangi defisit anggaran dan ketergantungan ekonomi pada minyak.

(Baca: Wanita Boleh Mengemudi, Ekonomi Arab Saudi Bakal Menggeliat)

Putaran pertama kenaikan harga energi sudah dilakukan sejak Desember 2015 lalu dan perlahan mengurangi defisit.

Namun, kebijakan ini tidak juga mengatasi resesi yang dialami Arab Saudi dan angka pengangguran di negara itu mencapai 12,8 persen.

Artinya, langkah berikutnya akan susah diumumkan tanpa kemunculan risiko penurunan ekonomi yang lebih tajam dan akhirnya membuat investasi swasta enggan masuk.

Selain itu, resesi yang berkepanjangan juga dapat membalikkan sentimen publik terhadap reformasi ekonomi.

Salah seorang pejabat Arab Saudi menyatakan, pemerintah menunda keputusan penyesuaian harga energi sampai sistem pembayaran bantuan tunai untuk keluarga pendapatan rendah dan menengah selesai dirancang.

Bantuan ini dapat sebagian mengompensasi masyarakat yang terdampak efek kenaikan harga.

Pada akhir tahun 2016, pemerintah mengindikasikan adanya kenaikan harga energi yang selama ini sangat disubsidi bakal dilakukan pada pertengahan tahun 2017.

Di samping reformasi harga air, perubahan kebijakan energi tersebut dapat membuat pemerintah hemat 29 miliar riyal atau 7,7 miliar dollar AS pada tahun 2017.

Namun, sejak saat itu, ekonomi Arab Saudi melambat lebih cepat dari yang diperkirakan. Sektor nonmigas hanya tumbuh 0,6 persen secara tahunan pada kuartal II 2017.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 1,1 persen.

Kompas TV Kurma Jadi Makanan Favorit Jemaah Haji di Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com