KOMPAS.com - Membawa pangan dan kuliner Indonesia kian mendunia adalah misi penting yang harus tetap diupayakan. Apalagi, jika menilik catatan dari laman BPS.go.id. Pada laman itu termaktub data makin moncernya angka produk pangan Indonesia.
Produksi padi per 2014 ada di posisi 70,8 juta ton. Dua tahun kemudian, angkanya naik menjadi 79,1 juta ton.
Lantas, pada 2014, produksi jagung ada di angka 19 juta ton. Dua tahun kemudian, angkanya menjadi 23,2 juta ton.
Terus, produksi bawang merah dari 1,2 juta ton pada 2014 menjadi 1,3 juta ton pada 2016. Selanjutnya, produksi cabai per 2104 dari 1,915 juta ton menjadi 1,918 juta ton tatkala 2016.
Tercatat, mulai 2016 sampai dengan saat ini, pemerintah belum sama sekali mengimpor beras. Sementara volume ekspor beras naik mencapai 43,7 persen. (Baca: Ekspor Beras, Cara Indonesia Taklukkan Negara Lain)
Pada sektor buah-buahan tropis, misalnya, ekspor salak Indonesia pada 2016 naik 4,24 persen dibanding pada 2015. Salak Indonesia telah menembus pasar pada 29 negara. China, Belanda, Kamboja, Saudi Arabia, dan Singapura menjadi negara terbesar pengimpor salak Indonesia.
Ikhwal buah-buahan dan sayuran itulah yang membuat Kementerian Perdagangan, hari ini, sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, menyediakan stan tematik khusus buah dan sayuran segar. Ini bisa disaksikan pada pergelaran Promosi Kuliner dan Pangan Nusantara (PKPN) 2017 yang digelar Kementerian Perdagangan di Hall 1 Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten. PKPN menjadi bagian dari kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI). Perhelatan TEI berlangsung sejak Rabu (11/10/2017) sampai dengan Minggu (15/10/2017).
Pada PKPN ini tercatat 160 stan ikut ambil bagian. "Ini kesempatan terbaik untuk mempromosikan produk pangan dalam kemasan dan kuliner daerah yang datang dari 34 provinsi di Indonesia kepada buyers luar negeri dan para pengunjung," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Lebih lanjut, Menteri Enggartiasto mengatakan sudah cukup banyak produk-produk Indonesia yang diekspor ke mancanegara. Hal ini tentu sangat penting untuk mendongkrak nilai ekspor nonmigas nasional tahun ini. "Produk kuliner harus kita tingkatkan nilai tambahnya agar semakin menarik dalam persaingan di pasar global," demikian Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Baca: Hari Pertama, Trade Expo Indonesia Catatkan Kontrak Dagang Rp 215 Miliar)