Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Kini Saat yang Tepat untuk Berinvestasi di Indonesia

Kompas.com - 16/10/2017, 18:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

PADANG, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini menjadi momen yang tepat bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata. Hal itu disebabkan karena prospek ekonomi makro yang stabil, didukung dengan perbaikan iklim investasi yang terjadi di Indonesia.

"Ini menjadi momentum yang tepat mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor yang mempunyai nilai tambah, termasuk sektor pariwisata. Saya harap ini dapat mendukung ekonomi Indonesia yang berkelanjutan ke depannya," kata Mirza, dalam acara Regional Investment Forum (RIF) 2017, di Hotel Grand Inna Padang, Senin (16/10/2017).

Bank Indonesia, lanjut dia, memandang pelaksanaan RIF di Padang sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa, dan menciptakan lapangan kerja. Nantinya, di dalam forum ini akan mempertemukan investor dalam maupun luar negeri dengan stakeholder alias pemangku kebijakan terkait.

Dia berharap, pelaksanaan RIF dapat menghasilkan realisasi investasi yang menunjang sektor pariwisata di Indonesia.

(Baca: Pemerintah Tawarkan Proyek Pariwisata Rp 39 Triliun ke Investor)

"Bank Indonesia siap mendukung upaya-upaya pemerintah dalam rangka mendorong investasi di Indonesia," kata Mirza.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno berharap pelaksanaan RIF 2017 dapat berdampak positif terhadap perbaikan infrastruktur pariwisata di Sumatera Barat. Hingga tahun 2016, jumlah hotel di Sumatera Barat yang berbintang 58 hotel dan yang non bintang 316 hotel, totalnya 374 hotel.

"Ini masih sepertiga dari jumlah hotel di Nusa Tenggara Barat yang mencapai 900-an atau Bali yang punya 2.000 hotel," kata Irwan.

Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Sumatera Barat tahun 2016 sebanyak 46.000. Irwan menjelaskan, jumlah itu turun dibandingkan tahun 2015 sebanyak 48.000 wisatawan mancanegara. Dengan demikian, dia berharap, pelaksanaan RIF berdampak terhadap jumlah hotel dan wisatawan mancanegara di Sumatera Barat.

Pada pelaksanaan RIF 2017, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata menawarkan proyek pariwisata di destinasi prioritas senilai 2,9 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 39 triliun (perhitungan nilai kurs Rp 13.500 per dollar AS).

Sebanyak 8 destinasi pariwisata yang ditawarkan dalam RIF, 6 diantaranya merupakan destinasi prioritas. Sedangkan 3 dari 6 destinasi diantaranya telah memiliki proyek-proyek yang ready to offer.

Seperti Danau Toba dengan 5 proyek yang ditawarkan, estimasi nilai proyeknya sebesar 2,3 miliar dollar AS. Kemudian Borobudur 10 proyek senilai 562 juta dollar AS, serta Tanjung Kelayang dengan 2 proyek perhotelan senilai 60 juta dollar AS. Totalnya, 2,9 miliar dollar AS.

Berdasarkan data BKPM, kontribusi sektor pariwisata terus menunjukkan pertumbuhan. Pada tahun 2013 tercatat mencapai 602 juta dollar AS atau berkontribusi sebesar 1,45 persen dari total investasi nasional. Kemudian pada semester I 2017 mencapai 929 juta dollar AS atau 3,67 persen dari total investasi nasional.

Adapun kegiatan RIF merupakan upaya pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam mengembangkan sektor pariwisata. Tahun ini, Padang menjadi tuan rumah penyelenggaraan RIF.

Hingga tahun 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang per tahun, serta wisatawan domestik berjumlah 275 juta orang. Dari sektor pariwisata tersebut pemerintah menargetkan jumlah devisa yang dihasilkan mencapai Rp 260 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com