Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Jokowi-JK, Pemerintah Yakin Para Ekonom "Angkat Topi"

Kompas.com - 17/10/2017, 11:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memaparkan berbagai capaian ekonomi selama 3 tahun Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Ia berkeyakinan, para ekonom akan "angkat topi" bila melihat berbagai indikator ekonomi makro.

"(Dengan berbagai capaian ekonomi makro) Biasanya para ekonom akan menyebut kualitas ekonomi baik," ujarnya di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Selasa (17/10/2017).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai terus membaik dan terjaga disekitar 5 persen dalam 3 tahun terakhir. Pada 2015, ekonomi tumbuh 4,88 persen, 5,02 persen di 2016, dan diperkirakan 5,01 persen pada 2017.

Selain itu, Darmin mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) juga meningkat dari Rp 41,9 juta per tahun pada 2014 menjadi Rp 47,9 juta per tahun pada 2016.

Laju inflasi juga menurun dari 4,49 persen secara tahunan pada September 2014, menjadi 3,72 persen secara tahunan pada September 2017.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan juga disampaikan turun dari 2,3 persen pada kuartal II 2016 menjadi 2 persen di kuartal II 2017. Adapun surplus perdagangan Januari-September 2017 10,8 miliar dollar AS diklaim mencapai yang tertinggi sejak 2012.

Indikator Sosial

Tidak cuma itu, pemerintah juga menyampaikan dampak capaian ekonomi kepada indikator sosial masyarakat. Misalnya tingkat kemiskinan diklaim menurun dari 10,96 persen pada Maret 2015 menjadi 10,64 persen pada Maret 2017 dari total penduduk.

Begitu pun dengan pengangguran turun dari 5,81 persen pada Februari 2015 jadi 5,33 persen Februari 2017.

Adapun rasio gini atau ketimpangan juga dikatakan turun dari 0,40 pada Maret 2015 menjadi 0,39 pada Maret 2017.

"Itulah capaian ekonominya secara makro," kata Darmin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com