Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Vivi Coster
Pegiat Fintech

Executive Director for Community and Communications Asosiasi FinTech Indonesia

Agenda Besar Ekonomi di Tangan Generasi Baru

Kompas.com - 17/10/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia adalah raksasa ekonomi dengan potensi yang sangat besar. Namun, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk memperkecil kesenjangan akses keuangan antarsegmen masyarakat.

Saat ini baru 36 persen atau sekitar 90 juta penduduk dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank.

Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh bertepatan pada bulan Oktober ini, menjadi momen untuk melakukan refleksi, apa saja yang telah diupayakan untuk mencapai tujuan aspirasional tersebut. 

Dan, bagaimana generasi baru keuangan yang lahir bersamaan dengan lahirnya teknologi finansial (tekfin) memiliki kesempatan untuk mencairkan status quo dan memecahkan kejenuhan – serta untuk memastikan bahwa ‘inklusi keuangan’ bukanlah jargon semata.

Solidaritas Sektor Muda

Sama seperti halnya mesin ATM yang pertama kali diperkenalkan sekitar tiga dekade lalu, ‘barang’ baru semacam layanan tekfin yang jauh lebih beragam dan jauh lebih maju, tidak serta merta langsung dipahami oleh publik dan nasabah – dan bahkan para pemangku kepentingan keuangan lainnya.

Padahal kemajuan teknologi tidak dapat diperlambat. Untuk itu pemahaman, pemanfaatan, pengembangan dan pengendalian tekfin harus terjadi di saat yang bersamaan.

Menyadari hal tersebut, pelaku industri tekfin membangun koalisi industri dengan membentuk Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) – sebagai salah satu asosiasi profesional yang paling cepat dibentuk mengiringi perkembangan sektor.

Hanya dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, saat ini AFTECH didukung 104 perusahaan rintisan tekfin (yang terdiri dari perusahaan pembayaran, pemberi pinjaman, agregator, ekonomi berbasis kerumuman/crowdfunding dan perencanaan keuangan).

Juga didukung 22 institusi perbankan, perusahaan pembiayaan, asuransi, sekuritas dan asset management, serta telekomunikasi.

Melalui solidaritas ini, para pemain usaha memiliki kesempatan lebih besar untuk untuk mengembangkan ekosistem, memiliki ‘proyek’ untuk bersama-sama membentuk prioritas agenda publik dan mewarnai ‘lembaran baru’ sejarah ekonomi Indonesia.

Demi mewujudkan ekosistem tekfin yang mantap seperti yang sama-sama diharapkan, tidak ada cara lain kecuali memastikan sinergi pelaku industri, regulator, pakar dan masyarakat umum lainnya.

Secara strategis dan paralel, asosiasi mengganggap perlu menggulirkan kampanye edukasi kepada publik dan sekaligus advokasi kebijakan kepada pemerintah.

Advokasi Kebijakan dan Program Nyata

Dua regulator utama, Bank Indonesia (BI) dan Otorita Jasa Keuangan (OJK), patut diapresiasi karena sejak awal telah menunjukkan sambutan hangat atas geliat tekfin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com