Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gas Mahal, Banyak Pelaku Industri Tahan Ekspansi Bisnis

Kompas.com - 17/10/2017, 22:12 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengungkapkam, saat ini banyak pelaku industri yang menahan pemgembangan bisnis atau ekspansi karena harga gas industri yang masih tinggi.

"Investasi yang akan masuk banyak, jadi istilahnya mengalah sedikit (turunkan harga gas industri) supaya ngasih jalan. Kalau terus ditahan begini nanti mereka mencari negara yang lebih murah," ujar Khayam saat acara "Gas untuk Industri Telaahan Industri Unggulan Prioritas" di Kemenperin, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Padahal, lanjut Khayam, Indonesia memiliki Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) pada 2015 hingga 2035 yang menargetkan pertumbuhan industri hingga 7 sampai 8 persen.

Khayam menegaskan, investasi harus terus ditingkatkan guna memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap produk domestik bruto (PDB). Penurunan harga gas industri dapat mendorong daya saing maupun menarik minat investasi asing dan menyumbang penerimaan negara melalui sektor pajak.

“Belum lagi kalau perusahaan itu ekspor, nanti ada devisa, sehingga tertutup penurunan harga gas di hulu itu,” katanya.

Sebab, berdasarkan data Kemenperin, saat ini pemanfaatan gas bumi pada tahun 2016 tercatat sebesar 58,4 persen untuk domestik, dan 41,6 persen untuk ekspor. Pemanfaatan gas bumi domestik sendiri didominasi oleh sektor industri sebesar 21,68 persen, kelistrikan 15,71 persen, dan pupuk 9,95 persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com