Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Akan Resmikan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

Kompas.com - 19/10/2017, 21:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo akan meresmikan operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (20/10/2017).

Kawasan tersebut dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Peresmian ini akan dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution selaku Ketua Dewan KEK Nasional, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer. Hadir pula sejumlah petinggi BUMN.

(Baca juga Jokowi Janjikan Rp 1,8 Triliun untuk KEK Mandalika NTB)

"Peresmian operasionalisasi ini merupakan penghargaan besar bagi usaha yang kami jalani dalam mengemban amanat Presiden dan Kementerian BUMN dalam mewujudkan harapan masyarakat NTB untuk memiliki KEK Pariwisata yang mampu mengelola potensi wisata NTB," kata Abdulbar dalam keterangannya, Kamis (19/10/2017).

Abdulbar menyatakan, KEK Mandalika akan mampu memberikan dampak rentetan perekonomian besar bagi masyarakat NTB.

Sejak ITDC melakukan pembangunan infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan, sedikitnya ada 10 unit usaha baru, seperti homestay, restoran, kafe, dan toko ritel memulai usaha di zona Barat kawasan.

"Jumlah ini diyakini masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung," ujar Abdulbar.

Dalam lima tahun ke depan, KEK Mandalika diperkirakan akan mampu menyerap hampir 5.000 tenaga kerja lokal.

Saat ini ITDC terus menyiapkan sejumlah infrastruktur dasar yang ditargetkan dapat selesai tahun 2018, antara lain jalan raya di dalam kawasan sepanjang 17 kilometer, jalur pipa distribusi air bersih, dan jaringan listrik PLN.

"ITDC telah menyelesaikan pembangunan instalasi pengolah air bersih berteknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) tahap I dan telah beroperasi sejak November 2016," kata Abdulbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com