Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaiknya Perekonomian Indonesia Ada di Tangan Pemerintah

Kompas.com - 20/10/2017, 17:49 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Membaiknya perekonomian Indonesia, khususnya menjelang tahun politik 2018 dan 2019 ada di tangan pemerintah. Paling penting adalah pemerintah tetap konsisten menjalankan kebijakan yang berlaku. "Optimisme sebagai dampak positif pada target pertumbuhan ekonomi nasional 5,2 persen," tulis Property Market Outlook 2018 yang dikirim laman Rumah.com pada Kompas.com hari ini.

Property Market Outlook 2018 sedikitnya memberikan empat gambaran soal perkembangan dunia properti sebagai salah satu acuan mencermati kondisi pasar pada 2018 dan 2019. " "Kemampuan pemerintah untuk mendorong ekonomi nasional ke arah yang lebih positif terbukti mampu menjaga optimisme pasar properti," kata Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com.

Pada  Property Market Outlook 2018, pasar properti di kuartal III 2017 akan mencapai posisi stabil. Akan tetapi, penjual masih memperhatikan daya beli konsumen.

Pada sektor perilaku konsumen properti, terlihat bahwa kepemilikan ruah bukanlah hal yang eksklusif lagi. Sementara, properti residensial yang menjadi perhatian adalah kelas menenagh. Sistem pembayaran palinbg diminati adalah cicilan jangka panjang.

Pada bagian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tingkat kepuasan hingga 54 persen pada 2017 yang menunjukkan usaha pemerintah membuat harga rumah lebih terjangkau.

Jabodetabek masih menjadi lokasi incaran bagi responden yang membeli rumah, dengan Jakarta berada pada posisi teratas, disusul Bogor. Di luar Jabodetabek, Bandung menjadi kota favorit, selanjutnya Surabaya, dan Semarang.

Sementara itu, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Bank Indonesia (BI) pada sepajang 2017 diprediksi stabil. Konsumsi pribadi menjadi fondasinya. Belanja negara untuk infrastruktur meningkat. Investasi swasta mengalami pertumbuhan, walaupun secara bertahap. Kondisi ini menjadi bagian dalam mencermati pertumbuhan properti Tanah Air.

Lantas, pasar properti nasional pada 2018 diperkirakan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk sepanjang semester pertama 2017. Di sisi suplai, perlambatan pasar properti pada pertengahan 2018 sebagai dampak Hari Raya Idul Fitri serta Pilkada Serentak 2018 mungkin terjadi, begitu juga menjelang Pemilu Legislatif & Pemilihan Presiden 2019.

Sementara di sisi permintaan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah membuat optimisme konsumen dalam membeli rumah pada 2018 masih tetap tinggi. Porsi permintaan terbesar akan datang dari rumah tipe menengah dengan harga di bawah Rp 700 juta. Konsumen akan mencari perumahan tipe klaster, terutama di wilayah satelit kota besar dengan akses menuju pintu tol dan sarana transportasi massal. Seiring tumbuhnya suku bunga untuk Kredit Pemilikian Apartemen, akan terjadi pertumbuhan yang moderat pada hunian jenis apartemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com