Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INACA Ajak Operator Bandara Kerja Sama Lebih Erat dengan Maskapai

Kompas.com - 27/10/2017, 07:45 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Penerbangan Sipil Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengajak operator bandara untuk bekerja sama lebih erat dengan maskapai penerbangan. 

Hal ini dilakukan agar sarana dan prasarana di bandara dapat memenuhi kebutuhan dari maskapai. Sebab, maskapai merupakan pengguna utama dari bandara. 

Pahala N Mansury, Ketua Umum INACA mengatakan, kolaborasi ini bisa juga menjadi wadah bagi aneka usulan maskapai kepada operator untuk mengembangkan bandara.

(Baca: INACA: Kenaikan Tarif Batas Bawah Tiket Pesawat Tak Pengaruhi Inflasi)

"(Harapannya) Ke depannya berbagai hal sarana dan prasarana bisa dipenuhi. Misalnya, ada di beberapa bandara butuh sarana dan prasarana, taxiway, kekuatan runway," jelas Pahala yang juga Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk tersebut di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (26/10/2017). 

Pahala menambahkan, kolaborasi tersebut diharapkan dapat menekan biaya yang dikeluarkan maskapai terkait penggunaan fasilitas di bandara. Misalnya, biaya pendaratan (landing) dan biaya parkir pesawat.

Menurut dia, bagaimana framework yang dimiliki atas tarif (penggunaan fasilitas) yang diberlakukan pada maskapai, yang akan berpengaruh ke kondisi tiap-tiap maskapai. 

"Jadi perlu mempertimbangkan bagaimana mempengaruhi total biaya, yang harus kami tanggung, dan sumber daya dan kelangsungan maskapai juga ke depan," tutur dia. 

Perhitungan Biaya Jasa

Sementara itu, Ketua INACA bidang penerbangan Cargo, Boyke P Soebroto menambahkan, perhitungan biaya jasa penggunaan bandara dari total pengeluaran operasional maskapai masih berbeda-beda.

Sehingga diharapkan dengan adanya kolaborasi tersebut, ke depan maskapai dapat kepastian biaya jasa bandara. 

Dia mengatakan, bandara hanya salah satu dari tujuh institusi yang mengeluarkan biaya jasa ini kepada airlines. Dari versi operator bandara, biaya jasa airlines ini hanya 5 persen kontribusinya. 

Tetapi menurut perhitungan airlines, biaya jasa ini menyedot biaya operasional hingga 17 persen.

"Oleh sebab itu, kami mengusulkan ada forum antara semua stakeholder yang mempengaruhi cost structure biaya penerbangan," pungkas dia. 

Kompas TV Ratusan calon penumpang maskapai Lion Air bersitegang dengan petugas bandara dan petugas customer service.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com