Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jor-joran Iklan Department Store Sama Saja Bakar Duit

Kompas.com - 28/10/2017, 17:53 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai bahwa penambahan iklan bukanlah solusi untuk mengembalikan kejayaannya departement store.

Saat ini pengusaha ritel di Indonesia memutuskan untuk menutup sejumlah gerai ritel modern. Langkah ini dilakukan di tengah persaingan dengan bisnis belanja online atau online shop yang semakin menjamur.

"Kalau kami tambah iklan, jor-joran iklan, itu (sama saja) ngebakar duit. Enggak akan balik (modal)," kata Wakil Ketua Aprindo Tutum Rahanta dalam acara talkshow Radio Trijaya FM di Jakarta, Sabtu (28/10/2017).

Baca juga : Department Store Banyak yang Gulung Tikar karena Kurang Beriklan?

Menurut Aprindo, penambahan iklan perlu dipikirkan secara matang karena sebagian besar barang yang dijual di department store atau toko serba ada (toserba) sudah diiklankan oleh produsennya. Adapun barang dengan brand milik ritel itu sendiri masih terbatas.

Sementara itu, kata Tutum, ritel online sangat membutuhkan iklan lantaran barang yang dijual tidak bisa dilihat fisiknya oleh konsumen secara langsung. Tak hanya itu, iklan juga dijadikan ajang promosi perusahaan.

"Kalau mereka kan ada sesuatu yang tujuan tertentu, (agar) nilai perusahaan itu baik, untuk institusi. Agar investornya tambah terus," kata Tutum.

Perusahaan-perusahaan e-commerce kerap mendapat suntikan dana dari para investor. Tidak hanya investor dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Oleh karena itu, promosi dinilai penting untuk menaikan nilai "jual" perusahaan.

Sejumlah pengunjung antre berbelanja di Lotus Departement Store, Jakarta, Rabu (25/10/2017). Pemerintah akan memonitor perubahan perekonomian seiring berjatuhannya gerai-gerai ritel di DKI Jakarta.ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Sejumlah pengunjung antre berbelanja di Lotus Departement Store, Jakarta, Rabu (25/10/2017). Pemerintah akan memonitor perubahan perekonomian seiring berjatuhannya gerai-gerai ritel di DKI Jakarta.
Berdasarkan riset Adstensity, yang merupakan produk monitoring iklan televisi milik PT Sigi Kaca Pariwara, nilai iklan toserba jauh tertinggal dari ritel online atau perusahaan e-commerce.

Dari Januari-September 2017, iklan toserba di televisi mencapai Rp 40 miliar. Angka ini menurun 50 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun iklan ritel online di televisi justru mencapai Rp 1,2 triliun sejak Januari-September 2017. Angka ini belum ditambah iklan di media cetak dan online yang juga aktif dilakukan oleh ritel online.

Saat ini, ritel online yang belanja iklan di televisi mencapai 16 perusahaan. Delapan di antaranya memilki nilai iklan di atas Rp 40 miliar atau lebih besar dari seluruh iklan toserba.

Sementara itu, departement store yang aktif beriklan di televisi hanya tiga, yaitu Matahari, Ramayana, dan Metro Departement Store.

Kompas TV Salah seorang pramuniaga mengaku, sebelum ada diskon besar, pramuniaga hanya beromset Rp 1 juta per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com