Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Dipastikan Tersedia

Kompas.com - 29/10/2017, 19:56 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan roda empat maupun roda dua berenergi listrik tengah dikembangkan di Indonesia. Selain untuk menekan ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM), kendaraan listrik juga untuk menekan angka polusi udara.

Pemerintah pun menargetkan pada tahun 2025 mendatang porsi produksi kendaraan roda empat berbasis listrik mencapai 20 persen dari total produksi mobil.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) akan tersedia dibanyak tempat dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Jika biasanya kendaraan BBM membutuhkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mengisi bahan bakar, kendaraan listrik akan membutuhkan SPLU untuk mengisi daya listrik pada baterai yang terpasang dalam kendaraan listrik.

"PLN di setiap kantor-kantornya punya SPLU," ujar Andy saat menjadi pembicara dalam acara peringatan 53 Tahun Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) di Gandaria City, Jakarta, Minggu (29/10/2017).

Andy menjelaskan, pengisian daya baterai kendaraan listrik dengan menggunakan SPLU sangat mudah.

Pemilik kendaraan hanya perlu membeli voucher listrik untuk melakukan pengisian ulang baterai kendaraannya di SPLU. "Bayar pakai pulsa, seperti listrik di prabayar," jelas Andy.

Kelebihan dan kekurangan

Sementara itu, Mohamad Adhitya Wakil Ketua Tim Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia (UI) mengatakan, mobil listrik yang kini dikembangkan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dari sisi teknologi.

"Mengapa kendaraan listrik (dikembangkan)? karena ada emisi global, dan krisis energi minyak bumi," ujar Adhitya.

Menurutnya, ada berbagai kelebihan mobil listrik jika dibandingkan dengan mobil bahan bakar minyak. Mulai dari minimnya emisi gas buang, biaya operasi yang lebih murah dan lebih irit penggunaan bahan bakar dalam hal ini energi listrik.

"Kelebihannya itu emisi nol karena kendaraan listrik tidak memiliki knalpot dan zero emisi, dan biaya operasi rendah, kemudian kendaraan listrik ini lebih irit. Dan lebih efisien, listrik mudah di transmisikan, bayangkan setiap hari lalu lalang truk tanki distribusi minyak ke SPBU, jauh lebih mudah listrik dibanding BBM," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Adhitya, biaya untuk menghasilkan energi listrik lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengeboran minyak bumi.

Meski demikian, lanjutnya, ada beberapa kekurangan mobil listrik yang perlu dipecahkan lebih lanjut dari kalangan akademisi dan peneliti di tanah air.

"Lamanya isi baterai, pengisian daya ini menjadi kendala, solusinya menggunakan baterai swap, jadi yang sudah habis langsung diganti baterai atau dengan teknologi fast charging," jelasnya.

Kemudian, kendala lainnya adalah dari sisi daur ulang baterai mobil listrik, ke depan diharapkan proses daur ulang baterai agar tidak mencemari lingkungan.

"Setelah dipakai terus menerus baterai kemampuannya akan menurun dan perlu diganti dan kalau daur ulang perlu teknologi agar tidak mencemari lingkungan. Mobil listrik juga memiliki keterbatasan jarak tempuh," kata Adhitya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com