Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI: Potensi Pasar Modal Syariah di Indonesia Masih Sangat Besar

Kompas.com - 30/10/2017, 06:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan rencananya untuk membangun bursa efek syariah di Indonesia.

Untuk itu, BEI berkunjung ke Dubai Financial Market (DFM), pasar modal berbasis syariah terbesar di dunia di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

BEI mengatakan, ide pembentukan bursa efek syariah tersebut dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ide tersebut patut didukung sebab BEI menilai potensi pasar modal syariah di Indonesia masih sangat besar.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyebut salah satu keunggulan Indonesia adalah penduduknya mayoritas muslim.

Data BEI menunjukkan, sekitar 87 persen penduduk Indonesia beragama Islam. Apalagi, Indonesia sudah tidak asing dengan produk pasar modal syariah.

Contohnya, Indonesia termasuk getol menerbitkan sukuk. Indonesia merupakan negara penerbit sukuk terbesar kedua di dunia, setelah Malaysia.

Irwan Abdalloh, Assistant Vice President Sharia Capital Market Development BEI mengatakan, tren pangsa pasar sukuk Indonesia bahkan terus naik. Di 2013 pangsa pasar sukuk Indonesia baru 5,3 persen.

Pangsa pasar tersebut meningkat di 2016 menjadi 12,1 persen. Bahkan di 2015 pangsa pasar sukuk Indonesia sempat mencapai 13,2 persen.

Sementara pangsa pasar sukuk Malaysia terus turun. Di 2013 silam, pangsa pasar sukuk Malaysia masih 68,3 persen. Tapi tahun lalu, pangsa pasarnya susut menjadi 50,6 persen.

Per September lalu, jumlah sukuk negara yang beredar mencapai Rp 310,38 triliun. Sementara sukuk korporasi mencapai Rp 14,26 triliun.

Jumlah Investor syariahDok. BEI Jumlah Investor syariah
Pasar saham syariah juga menunjukkan peningkatan. Investor syariah di bursa, yakni investor yang membuka rekening efek syariah, terus bertambah.

Di 2014, jumlah investor baru 2.705 orang. Sementara per September tahun ini, jumlahnya sudah mencapai 19.265 orang, naik 57 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara 3,2 persen dari total investor di Indonesia.

Tito melanjutkan, saat ini bursa efek syariah yang berdiri misal di Dubai, Turki dan Malaysia. Indonesia tidak ingin bersaing dengan bursa efek syariah yang ada tetapi ingin sebagai pelengkap dengan tujuan agar Indonesia menjadi pusat hub global untuk saham halal.

"Malaysia itu penduduknya hanya 30 juta. Kita bersaing dengan Malaysia untuk kerja sama dengan Dubai. Saat ini dengan melihat potensi yang ada, harusnya Indonesia lebih berperan di pasar saham syariah, tetapi Malaysia lebih maju," pungkas Tito.

Kompas TV Pemerintah akan menerbitkan sukuk ritel alias surat utang ritel syariah 4 Februari ini sampai 2 Maret mendatang. Investasi mana yang lebih menarik, sukuk ritel ataukah reksadana? Sudah ada perencana keuangan prita ghozie untuk membahasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com