Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kesalahan Ini agar Kenaikan Gaji Tidak Numpang Lewat

Kompas.com - 30/10/2017, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Anda mendapat kabar baik jelang akhir tahun: gaji bakal naik cukup tinggi tahun depan. Wah, tentu sangat menyenangkan.

Bayangan menerima imbal hasil kerja keras yang cukup signifikan membuat Anda langsung terbayang rencana belanja barang-barang incaran, rencana liburan ke tempat-tempat jauh, dan lain sebagainya.

Hal wajar bila kenaikan gaji akan Anda gunakan untuk menaikkan standar hidup Anda lebih tinggi. Namun, banyak terjadi ketika seseorang memperoleh kenaikan penghasilan signifikan, justru tidak mampu mengerek pula tingkat kemakmuran pribadinya.

Bahkan banyak orang yang merasa semakin “miskin” padahal gajinya sudah naik banyak. Kok, bisa?

Penyebab utama kondisi seperti ini acapkali akibat ketidakcermatan pengelolaan keuangan pasca kenaikan gaji. Kenaikan gaji dimaknai hanya sebagai kenaikan standar (gaya) hidup semata.

Bila ingin kenaikan gaji dapat membantu kesejahteraan Anda sepenuhnya, pastikan Anda menghindari hal berikut ini:

1. Langsung mengganti gaya hidup

Gaji Anda memang meningkat, dan mungkin cukup banyak. Namun, tidak perlu juga terburu-buru mengganti gaya hidup tanpa perhitungan yang jelas. Bila selama ini Anda biasa memakai jasa ojek online, saat gaji meningkat apakah perlu langsung berganti naik taksi kemana-mana?

Atau, bila selama ini Anda mengontrak rumah di pinggiran kota, begitu gaji naik Anda langsung pindah ke apartemen yang lebih dekat dengan tempat kerja. Apakah bisa dibenarkan?

Keputusan mengganti gaya hidup ke standar yang lebih tinggi sah-sah saja selama telah diperhitungkan dengan matang.

Misalnya, bila selama ini mengontrak rumah, mengapa kenaikan gaji yang cukup besar tidak Anda manfaatkan untuk mengambil KPR sehingga Anda bisa mulai menyicil aset? Hal itu akan lebih produktif.

2. Hanya menambah porsi belanja, tapi porsi tabungan tetap

Penghasilan meningkat, yang pertama Anda pikirkan biasanya keleluasaan berbelanja barang-barang idaman yang sifatnya konsumtif.

Tapi, bagaimana dengan porsi penghasilan yang perlu Anda tabung untuk persiapan masa depan? Minimal 10 persen dari penghasilan Anda perlu dialokasikan untuk kebutuhan hari depan melalui upaya investasi.

Bila sebelumnya gaji Anda Rp 5 juta dan alokasi tabungan Anda per bulan Rp 500.000, maka saat gaji Anda meningkat jadi Rp 10 juta, nilai yang perlu Anda tabung seharusnya ikut naik menjadi Rp 1 juta atau lebih dari itu. Dengan demikian, kenaikan gaji dapat membantu Anda lebih leluasa mempersiapkan kebutuhan hari depan.

3. Tidak menyelesaikan utang mendesak

Tambahan rezeki berupa kenaikan gaji yang signifikan seharusnya memberikan Anda kesempatan untuk mengelola masalah utang. Namun, banyak terjadi ketika seseorang gajinya meningkat, kebiasaan pengelolaan utangnya tidak berubah.

Masih senang membayar tagihan kartu kredit dalam jumlah minimal, sering overlimit kartu kredit, bahkan kadangkala masih melakukan tarik tunai memakai kartu kredit atau cash advance.

Penghasilan yang meningkat berarti Anda memiliki ruang keuangan yang lebih luas untuk lebih disiplin mengelola utang. Segera lunasi utang yang telah mendesak pembayarannya, mulai membiasakan membayar tagihan kartu kredit penuh dan menghindari utang konsumtif yang tidak perlu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com