Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Tertekan Isu Eksternal

Kompas.com - 30/10/2017, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhempas ke level terendah sejak Juli 2016. Data Bloomberg, Jumat (27/10/2017), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) senilai Rp 13.609. Ini merupakan level terendah sejak Juli 2016.

Mengutip Kontan.co.id, Senin (30/10/2017), sejumlah sentimen negatif diproyeksikan masih akan menekan rupiah hingga akhir tahun. Namun tekanan pada rupiah berpotensi mereda di bulan Desember nanti.

Analis menilai, pelemahan rupiah pekan lalu lebih disebabkan oleh faktor eksternal, terutama rencana Bank Sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga akhir tahun ini.

Probabilitas kenaikan suku bunga AS yang semakin tinggi meningkatkan performa dollar AS. Saat ini, indeks dollar AS di level 94,92.

"Indeks dollar akhir tahun bisa mencapai level 104," ujar Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih.

Lolosnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS juga membuat pasar optimistis reformasi pajak yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump akan terealisasi. Sehingga, Lana melihat, saat ini dollar AS sulit diungguli oleh rupiah.

Sementara itu, ekonom PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan, keputusan European Central Bank (ECB) memperpanjang stimulus hingga September 2018 membuat dollar AS kian menguat.

Sementara dari domestik, permintaan dollar cukup tinggi. Apalagi, sejumlah perusahaan multinasional harus membayar dividen interim atau membayar utang dalam dollar AS. Dalam situasi saat ini, Josua memperkirakan Bank Indonesia akan membatasi kebijakan pelonggaran moneter. "Cukup berisiko bila BI memangkas suku bunga kembali," kata Josua.

Mereda di Desember

Depresiasi rupiah, menurut ekonom Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto merupakan antisipasi kenaikan suku bunga The Fed. Tapi pada bulan Desember, ia memprediksi, pelemahan rupiah akan sedikit berkurang.

"Sudah price in di Oktober dan November jadi nanti di Desember sudah balik lagi," ujar Rully.

Situasi ini, menurutnya, sudah pernah terjadi di tahun 2015 dan 2016. Kelak ketika yield obligasi sudah naik hingga di atas 7 persen, investor asing akan kembali masuk ke pasar obligasi. Nilai tukar rupiah pun bisa pulih.

Rupiah juga berpotensi menguat jika pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III membaik. Tapi jika ekonomi melambat dan inflasi meningkat, rupiah bakal kembali tertekan.

Research & Analyst Valbury Asia Lukman Leong menilai, data domestik Indonesia akan berperan untuk menahan kejatuhan rupiah. "Data domestik cenderung netral positif dan mampu menahan rupiah," tandas Lukman. Apalagi kenaikan suku bunga The Fed sebenarnya sudah diantisipasi sejak lama.

 

Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Isu eksternal menekan rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com