Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Membaik

Kompas.com - 31/10/2017, 16:56 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2017 lebih baik dari dua kuartal sebelumnya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memprediksi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2017 bisa mencapai 5,1 sampai 5,2 persen, melebihi kuartal I dan II yang sebesar 5,01 persen.

"Kuartal III sekitar 5,1-5,2 persen dan kuartal IV 5,3-5,4 persen. Kami ekspektasinya di kuartal III dan IV ini akan meningkat. Jadi, secara total pertumbuhan ekonomi tahun ini akan di sekitar 5,17 persen,," ujar Mirza saat acara Economic & Capital Market Outlook 2018, di Financial Hall, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2017 Diperkirakan Membaik)

Menurut Mirza, pertumbuhan ekonomi akan semakin positif akibat dampak dari meningkatnya harga berbagai komoditas.

"Kalau Crude Palm Oil (CPO) dan batubara di kuartal IV 2016 kan sudah mulai naik harganya. Sehingga bisa dilihat di ekonomi Sumatera dan Kalimantan itu membaik terus," kata Mirza.

Mirza mengatakan, saat penurunan harga komoditas pada 2013-2014 lalu juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi di sentra CPO yakni Sumatera hanya tumbuh 3 persen.

"Ekonomi Kalimantan juga sudah positif dari yang awalnya negatif pertumbuhannya sekarang sudah mendekati 5 persen juga. Apalagi Jawa, ekonominya juga membaik sebagai pusat pembentuk pertumbuhan," jelasnya.

Meski demikian, lanjut Mirza, pertumbuhan pada kuartal III 2017 didorong oleh beberapa sektor, salah satunya pengeluaran pemerintah yang lebih besar pada semester II 2017.

"Jadi tetap harus datang dari konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi. Kami lihat ada recovery di bidang investasi. Disitu ada recovery di sektor ekspor juga. Intinya pertumbuhan ekonomi ini secara gradual bukan tiba-tiba tumbuh 5 persen ke 6 persen," papar Mirza.

Kompas TV Meski sudah menganalisis pergeseran, belum ada data lebih lengkap untuk menggambarkan pola konsumsi digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com