Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

September 2017, Kunjungan Turis Asing Menurun

Kompas.com - 01/11/2017, 15:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2017 telah terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pada September 2017 kunjungan wisman tercatat sebesar 1,21 juta orang atau turun sebesar 13,67 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,40 juta orang.

"Dari bulan ke bulan turun karena peak season sudah habis, sehingga September ini jumlahnya turun menjadi 1,21 juta," ujar Suhariyanto saat konfrensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Suhariyanto menegaskan, jika dibandingkan dengan September 2016 maka jumlah wisman naik 20,47 persen yaitu 1,01 juta kunjungan.

(Baca: Bukan Bali, Ini Daerah yang Paling Membuat Turis Asing Betah)

Dia mengatakan, 1,21 juta kunjungan wisman ke Indonesia melalui 19 pintu utama dengan jumlah 1,06 juta yang merupakan turis reguler sebanyak 1,03 juta, dan wisman khusus 22.926.

Sedangkan yang berkunjung di luar 19 pintu utama terdapat 150.008 orang, yang berasal dari pos lintas batas sebanyak 109.445 dan lainnya sebanyak 40.563 kunjungan.

"Karena peak season-nya sudah habis. Jadi penurunan terjadi di hampir semua pintu masuk," papar Suhariyanto.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, kunjungan wisman berdasarkan kewarganegaraan, China masih mendominasi dengan jumlah 182.428 orang atau 15,04 persen per September 2017.

Kemudian di urutan kedua masih diduduki Singapura dengan 122.821 orang, atau 10,17 persen, Australia sebesar 9,77 persen atau 118.459 orang.

Selanjutnya Malaysia 8,80 persen atau 106.678 orang, dan Jepang 4,64 persen atau 56.211 orang.

Sedangkan, kujungan wisman secara tahun kalender atau sepanjang Januari hingga September 2017 jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10,46 juta orang atau naik 25,05 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 8,36 juta orang.

"Kami berharap kunjungan wisman ini makin meningkat, karena tourism jadi salah satu sumber yang gerakan ekonomi," ujar Suhariyanto.

Kompas TV Jumlah wisatawan terus menurun, karena banyaknya pembatalan kunjungan ke pulau dewata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com