JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina berupaya untuk mendorong ketahanan energi nasional. Pertamina terus melanjutkan mega proyek pengembangan kilang, dengan tetap memperhatian prinsip kehati-hatian dan berpegang pada tata waktu pelaksanaan proyek yang realistis.
Hal itu dikatakan Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik dalam konfrensi pers kinerja Pertamina, Kamis (2/11/2017).
Pertamina juga akan meningkatkan standar produk BBM proyek-proyek RDMP (Refinery Development Masterplan Program) dimana seluruh produk BBM yang dihasilkan akan berstandar EURO V.
Di sektor hulu, Pertamina telah merealiasasikan salah satu proyek prioritas pemerintah yakni unitisasi Lapangan Jambaran Tiung Biru, yang sudah groundberaking pada September 2017.
(Baca: Energi Baru Terbarukan Menjadi Kunci Ketahanan Energi Indonesia)
Lapangan yang memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34 persen, fasilitas pemrosesan gas 330 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan produksi gas jual 172 MMSCFD.
Jambaran Tiung Biru dapat mengatasi defisit pasokan gas dan menghidupkan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan cadangan gas sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Dalam proyek ini, Pertamina telah menginvestasikan dana sebesar 1,547 miliar dollar AS.
Saat ini Pertamina juga fokus untuk mempersiapkan alih kelola Blok Mahakam yang akan dimulai pada Januari 2018.
“Kami ingin memastikan alih kelola ladang gas di Kutai, Kalimantan Timur itu berlangsung sebaik-baiknya. Di tahun ini kami akan mengebor 15 sumur yang diproyeksikan berporduksi pada 1 Januari 2018 saat Pertamina menjadi operator,” pungkas Elia Massa. (Azis Husaini)
Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Pertamina tetep tumbuh walau ada tekanan harga" pada Kamis (2/11/2017)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.