Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergi Ketenagakerjaan Butuh Kerja Sama Tiga Pihak

Kompas.com - 06/11/2017, 15:40 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com - Kerja sama tiga pihak yakni pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat madani menjadi syarat mutlak sinergi ketenagakerjaan. Upaya ini bisa mewujudkan sistem ketenagakerjaan berdaulat, mandiri, berlandaskan gotong royong, dan rasa percaya diri.

Laman resmi Kementerian Perindustrian, kemenperin.go.id, menunjukkan informasi bahwa sasaran utama pembangunan industri nasional pada 2017 antara lain adalah pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 5,5 persen dan peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri menjadi 16,3 juta orang.

Dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), bps.go.id, sampai dengan 2016 usai, jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama mencapai angka lebih dari 120 juta orang. Lantas, hingga 2017 berakhir, jumlah tenaga kerja diperkirakan naik mencapai angka sekitar 130 juta orang.

Nota kesepahaman


Sementara itu, menurut rilis dari Yayasan Upaya Indonesia (UID) atau United in Diversity yang diterima Kompas.com pada Sabtu pekan lalu, diperoleh informasi bahwa yayasan tersebut bekerja sama Kementerian Ketenagakerjaan, Tsinghua University, dan Universitas Paramadina menyelenggarakan Colective Creative Learning and Action for Sustainable Solution (Co-CLASS) sejak Juni tahun ini. Co-CLASS merupakan wujud nota kesepahaman (MoU) yang diteken pihak-pihak tersebut pada November 2016.

"Program ini telah berhasil melakukan reformasi mental yang sangat penting untuk menghasilkan aksi nyata dalam mewujudkan sistem ketenagakerjaan yang berdaulat, mandiri, berlandaskan gotong royong dan rasa percaya,” kataMenteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri saat menutup program Co-CLASS angkatan pertama, Sabtu (4/11/2017), di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan RI, Jakarta.

Program ini meliputi enam kali workshop yakni orientation workshop, foundation workshop, sensing workshop, deepdive workshop, prototyping workshop, dan terakhir pada 3-4 November, final workshop dan acara kelulusan. "Kami merasa optimistis bahwa dengan adanya rasa saling percaya lintas sektor, pemerintah-bisnis-masyarakat madani, Bangsa dan Negara Indonesia akan mampu melewati tantangan dengan mengubahnya menjadi peluang,” kata pendiri UID Cherie Salim.

Program Co-CLASS ini pada diikuti 26 peserta hasil seleksi dari 69 orang yang berminat mulai dari karyawan Kementerian Ketenagakerjaan, serikat pekerja, dunia usaha, dan lingkungan universitas.

Metode pembelajaran Co-CLASS sangat membantu membuka wawasan peserta tidak hanya terhadap situasi saat ini. Program ini pun juga mampu membangun visi bersama terhadap sistem ketenagakerjaan seperti apa yang diidamkan oleh tiga sektor tersebut. Selain itu, melalui proses pembelajaran, peserta mampu membangun hubungan lintas sektor yang didasarkan pada rasa saling percaya sehingga memungkinkan terciptanya kolaborasi dan sinergi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia.
 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com