Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Masyarakat Lebih Senang "Leisure", Apindo Sebut Belum Signifikan

Kompas.com - 06/11/2017, 18:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai perubahan pola perilaku masyarakat dari berbelanja kebutuhan sehari-hari kini cenderung untuk berwisata atau leisure, tidak terlalu signifikan. Pandangan ini berbeda dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan konsumen kini lebih banyak membelanjakan uangnya untuk wisata ketimbang berbelanja.

"Ada juga yang bilang ini shifting ke e-commerce, shifting ke leisure, menurut saya enggak terlalu signifikan. Kalau yang leisure saya bisa tahu karena itu termasuk sektor saya, jadi perubahannya, growth-nya juga enggak terlalu signifikan," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani kepada pewarta di Bursa Efek Indonesia, Senin (6/11/2017).

Hariyadi mengaku langsung menanyakan soal itu kepada rekannya sesama pengusaha di bidang travel dan travel agent. Menurut temannya itu, belum ada angka signifikan yang menandakan konsumen benar-benar beralih dari belanja ke wisata.

"Yang saya belum tahu itu kalau leisure wisata ke luar negeri. Tapi, saya tanya ke teman-teman travel agent luar negeri, mereka juga bilang enggak terlalu besar juga. Growth itu masih normal, di bawah sepuluh persen,"  ucap Hariyadi.

Baca juga: 3 "Jagoan" Keuangan Patahkan Persepsi Ritel Modern Gugur karena Anjloknya Daya Beli

Sebelumnya, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyebut pergeseran pola perilaku konsumen, dari untuk belanja jadi ke wisata, ditandai dengan beberapa indikator pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal III 2017. Salah satu indikator yang dimaksud adalah meningkatnya konsumsi masyarakat pada hotel dan restoran.

"Pada kuartal III 2017 ini, restoran dan hotel tumbuh signifikan dari 5,01 persen di kuartal III 2016 menjadi 5,52 persen di kuartal III 2017," ujar Kecuk.

Menurut Kecuk, indikator restoran, hotel, hingga rekreasi terus mengalami peningkatan, meskipun kontribusi terhadap konsumsi rumah tangga belum terlihat signifikan sekitar baru mencapai 14 persen hingga 15 persen.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada September 2017 mencapai rata-rata 58,42 persen atau naik 4,26 poin dibandingkan TPK September 2016 yang sebesar 54,16 persen.

Baca juga: Dirut Bank Mandiri: Gerai Ritel Berguguran Bukan akibat Pelemahan Daya Beli

Demikian juga, jika dibanding dengan TPK Agustus 2017 yang tercatat 58,00 persen, TPK September 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,42 poin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com